Pada tanggal 16 Oktober 2018 kemarin, PIAT mendapatkan kunjungan dari ahli perbenihan internasional, yaitu Prof. Shri Mohan Jain dari Universitas Helsinki, Finlandia dan Dr. Maarten van Zonneveld dari The World Vegetable Center (AVRDC) sebuah perusahaan yang bergerak di sektor bank genetik. Kedatangan kedua ahli perbenihan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2018 yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada dan akan dilaksanakan pada tanggal 19-20 Oktober 2018 di Eastparc Hotel, Yogyakarta. Kedua ahli perbenihan tersebut dijadwalkan memberikan kuliah umum di Fakultas Pertanian yang dihadiri oleh mahasiswa pasca sarjana yang mengambil spesifikasi pemuliaan tanaman pada hari ini (17/10).
Pada sesi pertama, Dr. Maarten van Zonneveld memberikan materi mengenai How We Run The World Vegetable Gene Bank. “Peran dasar bank genetik adalah koleksi, konservasi dan utilisasi. Terdapat 60.000 aksesi yang tersedia di AVRDC dan diharapkan benih-benih tersebut dapat didistribusikan ke masyarakat global sehingga dapat memenuhi kebutuhan harian” katanya di ruang kelas 214 yang berada di Gedung Rachmiwaty, Fakultas Pertanian.

Sesi kedua diisi oleh Prof. Shri Mohan Jain yang aktif di bidang Bioteknologi Tanaman, yang mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian di tahun 2005 ketika dirinya masih bergabung di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai Plant Breeder/Geneticist. Dalam kuliahnya yang berjudul Application of Somatic Embryogenesis, beliau menyampaikan bahwa enkapsulasi sel somatic embrio dapat diterapkan dalam konservasi dan mutasi genetik tanaman. “Perlakuan eliminasi variabilitas somatik pada tanaman dapat berbeda-beda. Memasukkan karakter baru yang dikodekan oleh gen-gen lain, dapat dilakukan secara langsung ke berbagai tanaman budidaya, sehingga semua sifat yang menguntungkan tetap dapat dipertahankan. Sebagai contoh, saat ini dapat sangat mudah ditemukan guava (jambu biji) dengan rasa manis tetapi memiliki biji yang sedikit di dalam buahnya” kata Prof. Jain menutup kuliahnya.