Pada tanggal 30-31 Oktober 2018, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM mengirimkan beberapa penelitinya untuk mengikuti Asia Pacific Conference on Food Security 18 (ARCoFS18) “Food Security and Survival of Mankind” yang diselenggarakan di Hotel Putrajaya, Bangi, Malaysia. Acara tersebut terselenggara atas kerjasama antara International Institute of Palm Management (IIPM), Universiti Malaysia Kelantan (UMK), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). ARCoFS18 juga turut mengundang Malaysian of Agriculture and Agro-Based Industry (MOA), Department of Agriculture (DOA) dan Academy of Sciences Malaysia (ASM). ARCoFS18 merupakan konferensi internasional yang menyatukan para peneliti, praktisi, dan juga para pembuat kebijakan di bidang pertanian lingkup Asia Pasifik. Selain ditujukan untuk membuat formulasi kebijakan strategik di bidang pertanian, ARCoFS18 juga bertujuan untuk mengidentifikasi megatrends yang mempengaruhi keamanan pangan.
ARCoFS18 dibuka oleh Mentri Pertanian dan Industri Berbasis Agro Malaysia, Dato’ Salahuddin Ayub. “Acara ini sangat bermanfaat untuk membagi dan menyebarluaskan pengetahuan, menciptakan kesadaran, serta menghasilkan ide-ide baru terkait dengan kebijakan keamanan pangan di sektor industri makanan” Ucapnya. Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa dalam industri makanan dibutuhkan inovasi, diversifikasi dan standar nutrisi yang harus ditingkatkan untuk menciptakan makanan yang lebih aman bagi konsumen. Para pelaku industri juga harus mampu mengedukasi konsumen perihal konsumerisme seperti menyisakan makanan yang pastinya dapat menambah sampah global.

Pada ARCoFS 2018, Kepala PIAT UGM, Dr. Ir. Taryono, M.Sc, juga turut menjadi pembicara dengan memberikan materi berupa Area Based Cultivar Rotation for Sustainable Rice Intensification. “Padi merupakan tanaman pangan penting bagi separuh populasi di dunia. Dengan melihat besarnya kontribusi sawah irigasi atau padi sawah terhadap produksi padi, maka diperlukan usaha untuk menjaga produktivitas lahan sawah irigasi agar dapat berproduksi secara berkelanjutan” Tegasnya. “Tetapi dampak negatif dari penggunaan satu varietas secara terus-menerus pada sawah teririgrasi salah satunya adalah meningkatnya resistensi dan resurjensi organisme pengganggu tumbuhan”, beliau menjelaskan lebih lanjut. Untuk itu, rotasi kultivar atau varietas padi di satu wilayah dapat dijadikan solusi untuk intensifiasi padi yang berkelanjutan.
PIAT UGM mengirimkan tujuh poster untuk dipresentasikan pada ARCoFS 2018. Dua poster diantaranya mendapatkan penghargaan medali emas yang berasal dari Prof. F.X. Wagiman dengan judul Functional Response of Coccinellid Predator Chilocorus melanophthalmus Against Sugarcane Scale (Aulacaspis tegalensis) dan Ernayunita, S.P. dengan judul Germplasm Conservation: Callogenesis of SP540T – Derived Pisiferas. Selain itu, PIAT UGM juga diberikan kesempatan untuk mengenalkan beberapa produk yang ada di PIAT, seperti wedang uwuh, minyak kayu putih, keripik daun kemangi dan kenikir, serta kopi dan teh.