FAKULTAS Kehutanan UGM kerja sama dengan KLH (Kementerian Lingkungan Hidup) dan Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) mengembangkan Program Bank Pohon di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing, Kabupaten Temanggung. Program ini merupakan bentuk kepedulian bersama antara perguruan tinggi, pemerintah dan industri terhadap lingkungan.
“Diperkirakan lebih dari dua ratus pohon jenis Suren dan Cemara Gunung akan ikut menghijaukan lereng Gunung Sindoro dan Sumbing yang sudah gundul tersebut,” ujar dosen Lektor Kepala Fakultas Kehutanan UGM Dr Ir Cahyono Agus MSc, Sabtu (12/2) ketika memaparkan program kepedulian terhadap lingkungan yang memprihatinkan.
Menurutnya, dengan curah hujan yang sangat tinggi, lereng yang terjal dan pola pertanian selama ini maka tingkat erosi di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing menjadi yang terbesar di Asia. Pola pertanian turun menurun yang bertumpu pada tembakau, mengakibatkan setiap lahan dipergunakan semaksimal mungkin untuk menanam tembakau.
“Dengan demikian segala macam tanaman lain yang menaungi dan menghalangi pertumbuhan akan dibabat habis. Bahkan ketika panen datang, maka seluruh waktu dan energi mereka dikerahkan sepenuhnya untuk komoditi yang satu ini, meskipun ternyata kadang mereka harus menelan kerugian yang cukup besar ketika panen tembakau tidak baik,” ujar Dr Cahyono Agus.
Orientasi satu komoditi tembakau tanpa mengindahkan aspek ekonomi ini mengakibatkan lereng Sindoro Sumbing menjadi semakin gundul, tingkat erosi dan degradasi lahan tinggi serta bahaya longsor yang mengancam tiba-tiba. Kondisi ini semakin memprihatinkan, bahkan sampai puncak gunungnya sudah mengalami hal membahayakan.
“Upaya penyetipan penggundulan hutan atau penanaman hutan kembali cenderung relatif selalu gagal karena tuntutan kebutuhan masyarakat terahadap lahan untuk ditanami tembakau, yang menjadi primadona dan andalan utama komisi pengembangan ini,” ujar Dr Cahyono Agus.
Untuk itu menurutnya, Jurusan Budi Daya Hutan Fakultas Kehutanan UGM mencoba mengembangkan teknologi productive-conservative agroforestry di wilayah lereng Gunung Sindoro Sumbing ini. Program yang menggunakan teknologi tepat guna ini merupakan hasil kajian sosial, ekonomi, fisik, biologis secara terpadu dan mendalam di lapangan.
“Masyarakat dapat menerima dengan senang hati program ‘Bank Pohon’ dengan pananaman Suren dan Cemara Gunung pada lahan mereka karena tidak mengganggu tanaman tembakau. Bahkan mampu memperbaiki kondisi lingkungan dan produktivitas lahan tembakau,” ujar doktor muda yang tesisnya mendapat juara dalam Kontes Thesis se Jepang tahun 2003 ini.
Menurutnya, sebagian besar dosen Jurusan BDH Fakultas Kehutanan UGM dengan koordinator Dr Ir Suryo Hardiwinoto MSc terlibat dalam program ini. Bahkan beberapa lulusan baru juga ditempatkan sebagai manajer lapangan untuk memandu keberhasilan program Bank Pohon dalam upaya menghindari bencana yang lebih besar lagi. (Asp)-s
Berita dikutip dari Koran Kedaulatan Rakyat