BERBAH (KR) – Kekeringan sudah mulai terasa, dalam menghadapi musim kemarau panjang ini Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM di Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman mengembangkan sistem irigasi yang efisien dan efektif. Sistem irigasi jitu tersebut untuk mendukung program integrated soil moisture management.
Demikian dikemukakan Kepala Bidang Tanaman Pertanian (KP4) UGM Dr Cahyono Agus, Selasa (8/8) menanggapi kekeringan yang sudah melanda di beberapa wilayah DIY. Menurutnya, KP-4 sedang mengembangkan kajian agribisnis berbasis intergrated farming yang terdiri atas integrated crop management, integrated nutrient management, integrated pest management dan integrated soil moisture management.
“Sistem irigasi jitu yang sedang diujicobakan di KP4 untuk pengelolaan resim lengas tanah pada masa kekeringan tersebut meliputi irigasi teknis, irigasi semi teknis dan irigasi non teknis, sumur pompa, sumur renteng, system infuse, saluran pipa tetes, sistem surjan, selokan berjalur, irigasi bergilir, pemberian mulsa, gel lengas, pemilihan jenis tanaman yang efisien menggunakan air maupun pengaturan tanaman terpilih,” katanya.
Menurut dosen Fakultas Kehutanan UGM ini, dengan cara-cara tersebut, diupayakan agar air yang mulai terbatas dapat dimanfaatkan maksimal untuk pertumbuhan tanaman dan nilai tambah sistem pertanian. Cara pemberian air di KP4 tersebut disesuaikan dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. Resim lengas rendah digunakan bagi tanaman perkebunan, kehutanan, hortikultural,
Sementara resim lengas lebih tinggi diperuntukkan bagi tanaman padi dan palawija. Diperkirakan musim hujan tahun ini akan datang terlambat dan musim kemarau akan berlangsung lebih panjang, sehingga dampak kekeringan akan sangat terasa pada periode ini. Antisipasi terhadap dampak kekeringan yang berkepanjangan tentunya perlu dilakukan lebih awal dan jitu.
“Apalagi air yang terbatas justru lebih mudah hilang di wilayah Berbah, karena tekstur tanah pasir yang sangat porus meloloskan air langsung ke lapisan bawah tanpa sempat dimanfaatkan tanaman secara efisien ,” ujar Dr Cahyono Agus.
Dikatakan oleh Cahyono Agus, saluran irigasi di daerah Berbah sebagian besar telah rusak karena gempa bumi 27 Mei 2006. Sambil memperbaiki saluran secara mandiri dan mencari bantuan perbaikan selokan bagi P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) Sumber Rejeki di Kalurahan Kalitirto Berbah Sleman maka upaya memanfaatkan air yang mulai terbatas tersebut sangat bermanfaat bagi kelangsungan usaha agribisnis yang telah dikembangkan. (Asp)-g
Berita dikutip dari Koran Kedaulatan Rakyat