Rombongan sebanyak 100 Kepala Desa dari Kab. Bone Bolango Propinsi Gorontalo mengadakan studi banding sistem pertanian terpadu di KP4 UGM pada hari jumat, 19 April 2013. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Kepala Pusat Studi Sumber Daya Hayati UGM Prof. Dr. FX Wagiman, dan didampingi oleh Asisten I H. Drs. Taufiq Sidiq, MM, Kepala Dinas BPM dan Des Dr. Dian Susilo, M.Sc. serta Kepala Dinas, Pertanian, Perkebunan, Ketahanan Pangan dan Peternakan Kab. Bone Bolango, Ir. Ishaq Ntoma, M.Si..
Kepala KP4 UGM, Dr. Cahyono Agus menyampaikan dalam rilisnya, bahwa teknologi tepat guna di bidang sistem pertanian terpadu yang dikembangkan KP4 UGM dapat diadopsi langsung berdasar potensi wilayah Kab Bone Belango, Gorontalo. Diharapkan dengan adopsi system dan teknologi tepat guna tersebut dapat meningkatkan nilai ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya.
Para Kepala Desa diberi wawasan dan pengelolaan sumber daya lahan, air, hewan, tanaman, lingkungan, maupun sumber daya manusia agar dapat diberdayaan secara optimal dan dikontribusikan secara nyata dalam pembangunan di desanya. Peserta diajak berfikir kreatif memanfaatkan sumber daya alam dengan konsep 5 A (Agro-produksi, Agro-industr, Agro-teknologi, Agrobisnis dan Agro-wisata) dari hulu ke hilir secara menyeluruh dan terpadu.
Wilayah 3T (tertinggal, terpencil, terluar) Indonesia mempunyai potensi besar yang selama ini masih terabaikan untuk mendukung keberhasilan kedaulatan wilayah NKRI, maupun pangan, energi serta budaya secara mandiri. Nampaknya, komitmen ekonomi dan politik yang mulai tumbuh perlu didukung dengan teknologi tepat guna yang sesuai agar segera mampu menggerakan ekonomi dan pembangunan di wilayah tersebut.
Prof. Dr. Bambang Hendro, Kepala Bidang Tanaman Pertanian KP4 UGM yang ikut mendampingi kegiatan studi banding tersebut menjelaskan praktek-praktek implementasi konsep-konsep pertanian terpadu dengan pengelolaan bahan organik dan manajemen yang tepat.
Program ini diharapkan akan diperkuat lagi dengan pengembangan jalinan kerjasama ABCG (Academic, Business, Community, Government) antara pemerintah setempat dengan unsur akademisi yang dapat dilakukan dengan program pendampingan KKN PPM, pemberdayaan kelompok tani maupun magang, kunjungan praktik, sehingga proses adopsi akan lebih cepat.
“Sumber daya manusia harus bijak dalam mengelola potensi sumber daya alam dan manusia untuk pembangunan berkelanjutan” kata Cahyono, Jumat (19/4).