Mahasiswa yang tergabung dalam Forestry Study Club (FSC) Keluarga Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM menyelenggarakan Research Day ke-2 di KP4 UGM selama 3 hari mulai tanggal 26-28 April 2013. Para peserta adalah siswa-siswi SMU di DIY dan juga berasal dari Sulawesi Selatan, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para peserta tentang kepedulian terhadap bumi.
Research Day ke-2 2013 mengangkat tema terkait dengan back to nature sebagai gaya hidup, yang menekankan pada Reuse, Reduce and Recycle. Reuse yang berarti penggunaan kembali, Reduce mengurangi penggunaan barang-barang yang sulit terurai oleh tanah, dan Recycle merupakan penggunaan atau pengolahan kembali limbah menjadi barang yang memiliki peningkatan kualitas baik dari sisi ekonomis maupun nilai pemanfaatannya
Kepala KP4 UGM, Dr. Cahyono Agus, yang juga dosen di Fakultas Kehutanan UGM, mengungkapkan bahwa, apresiasi Hari Bumi untuk mendukung konsep pembangunan ekonomi hijau (green economy development) merupakan jawaban untuk pengelolaan sumber daya alam dan bumi yang sehat dan berkelanjutan. Bumi yang berfungsi sebagai tempat tinggal manusia ini mulai memunculkan permasalahan, mulai dari perubahan iklim, meningkatnya konsentrasi CO2 di udara, pemanasan bumi meningkat serta kenaikan muka air laut setinggi 1 meter, pergeseran musim hujan-kemarau, banjir di musim hujan, kekeringan panjang di musim kemarau sehingga mengakibatkan perubahan drastis dan menyeluruh pada kondisi bumi kita yang terasa semakin tidak nyaman, ungkapnya.
Konsep kegiatan tidak hanya kegiatan menanam pohon, namun peserta juga diwajibkan untuk membuat proposal ide riset sebagai sebuah konsep yang dapat merubah paradigma seseorang terhadap gaya hidup (life style) mereka untuk dapat berkontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan. Proposal riset yang disusun melalui observasi lapangan dan lingkungan mulai dari kondisi demografi lingkungan sampai pengelolaan SDM. Peserta akan menjabarkan permasalahan dan solusi yang ditawarkan sebagai bentuk ekspresi dan kepedulian sebagai penentu masa depan bumi ini.
Setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta harus menindak lanjuti kembali dengan rencana aksi langsung dengan merawat bumi sekolahnya masing-masing. Pada Hari Lingkungan Hidup bulan Juni mendatang, maka akan kembali digelar komitmen dan aksi bersama dengan melibatkan kader lingkungan yang lebih banyak dan berkualitas. Aksi karya nyata peserta untuk merawat bumi akan ditingkatkan kembali pada saat awal musim hujan mendatang, sehingga lingkungan hidup di sekitar kita benar-benar menjadi lebih baik.
Pada kesempatan tersebut, Cahyono kembali menekankan "Kuncinya, kita perlu membuat harmoni dengan bumi, sehingga bumi menyediakan air, udara, kelembaban, temperatur dan penopang kehidupan yang sesuai dengan jumlah dan kualitas yang kita butuhkan".