Bersinergi Dalam Inovasi
Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM) berdiri sejak 1975 dengan nama Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4). Pada tahun 2015, berubah nama menjadi PIAT UGM yang dikelola secara profesional untuk pengembangan inovasi pertanian berbasis integrated farming, dan circular economy.
Dengan fasilitas yang memadai, PIAT UGM sejak awal mengusung konsep pertanian terintegrasi (integrated farming), yang kemudian berkembang menjadi circular farming. Kemampuan mengusung konsep circular farming karena dalam luasan yang ada, PIAT UGM mengembangkan beberapa ekosistem bisnis pertanian yang saling terkoneksi, yaitu bisnis produksi berbasis hewan (ternak sapi, kambing, ayam, dan perikanan) terkoneksi ke bisnis berbasis tanaman (sayuran, padi, tanaman biofarmaka) yang kemudian terkoneksi ke bidang pengolahan hasil pertanian dan bidang pengolahan limbah untuk dijadikan turunan yang lebih bernilai jual. Ketiga aspek bisnis tersebut berproses secara sirkular, menciptakan sebuah ekosistem yang berkelanjutan dari aspek proses dan bisnis.
Saat ini PIAT UGM memiliki kebun seluas 35 Ha di Kalitirto Berbah Sleman dan 151 Ha di Mangunan Imogiri Bantul, yang di dalamnya terdiri dari delapan (8) bidang unggulan yang dilaksanakan yakni;
- Genetic Bank and Seed Production
- Organic and Smart Farming
- Zero Waste Sustainable Fisheries
- Smart Livestock
- Plantation and Bio Pharmacy
- Agro Processing Unit
- Waste Management Technology
- Agroedutainment
Memiliki luas lahan total 186 ha dengan berbagai fasilitas pendukungnya, merupakan tantangan tersendiri bagi PIAT UGM. Kolaborasi dalam kemitraan strategis terus dikembangkan supaya aspek pengembangan PIAT kedepan semakin sustain, mandiri, dan kontributif. Mengusung tagline “Bersinergi dalam Inovasi”, PIAT UGM siap berkolaborasi dengan berbagai multistakeholders guna mencapai tujuan ketahanan pangan nasional.
Sejarah Singkat
Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM didirikan di Berbah pada tahun 1975 dengan nama Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) dengan dibantu The Rockefeller Foundation. KP4 mulai didirikan untuk menjadi salah satu alternatif pengelolaan lahan dan memakmurkan petani. Selain itu, KP4 juga merupakan alternatif dalam mencanangkan RPPK (Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan). KP4 yang memiliki lahan seluas 35 hektar ini dibangun di Kecamatan Berbah. Pada tahun 1988, KP4 berubah nama menjadi Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Percobaan Pertanian. Akan tetapi, fungsi dan tema yang digunakan kurang lebih sama dengan KP4 sebelumnya. Pada tahun 1988 hingga 2004, KP4 hakekatnya merupakan sarana pendukung penelitian di UGM yang menjadi model pembelajaran serta sebagai sarana penelitian mahasiswa. Pada tahun 2004, KP4 kembali kepada nama sebelumnya yaitu Kebun Pendidikan Penelitian, dan Pengembangan Pertanian sampai pada tahun 2014. Selain itu, KP4 juga menjadi sarana layanan iptek bagi masyarakat, konservasi pertanian terpadu, pendidikan lingkungan berkelanjutan, dan pelestarian keanekaragaman obat Indonesia yang memadukan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan berkelanjutan. Konsep memadukan berbagai aspek tersebut dilanjutkan hingga tahun 2008 yang dipadukan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Di tahun 2012 hingga 2014, KP4 memiliki konsep sebagai sarana pendukung Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu sebagai sarana penelitian mahasiswa dan dosen.
Pada tahun 2015, KP4 Berganti nama menjadi Pusat Inovasi Agroteknologi dengan fungsi inovasi dan tema agroteknologi. Setelah berganti nama, PIAT memiliki konsep dasar sebagai pusat inovasi pertanian berbasis integrated farming dengan mengedepankan ekonomi yang berbasis inovasi teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi sumber daya energi. PIAT adalah laboratorium lapangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang merupakan layanan Tridharma berbasis pertanian terpadu.
Download E-book Profil PIAT UGM
Baca selengkapnya tentang Profile PIAT UGM dengan mengunduh file e-book di bawah ini.