Kamis (17/2), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan dari warga Desa Kagokan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo dalam rangka studi banding budidaya maggot. Sekitar 43 peserta terdiri dari perangkat desa, kelompok peternak, kelompok tani, kelompok wanita tani, dan juga pengusaha. Berawal dari keresahan adanya permasalahan sampah di desanya, menjadi maksud warga desa Kagokan untuk belajar pengelolaan sampah khususnya organik di PIAT UGM. Mereka mendapatkan materi tentang budidaya lalat hitam atau BSF terlebih dahulu sebelum kemudian berkeliling ke lapangan di Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU).
Uncategorized
Tidak bisa dipungkiri, sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Timbulan sampah akan meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat. Di Yogyakarta, berdasarkan data dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah pada tahun 2021, rata-rata volume sampah yang dihasilkan se-DIY sebanyak 1.133ton setiap harinya, dan 61,12% nya merupakan sampah organik hasil dari kegiatan domestik yang belum memiliki nilai ekonomis.
Pengolahan sampah organik memerlukan teknologi yang tepat agar produk olahannya tidak menghasilkan sampah kembali. Teknologi biokonversi menggunakan maggot lalat Black Soldier Fly (BSF) dapat dimanfaatkan untuk mengonversi materi organik sehingga memiliki potensi ekonomi. Bahkan maggot BSF mampu mendegradasi sampah organik lebih cepat dibanding serangga lainnya. Selain itu, produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik oleh maggot BSF memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sebagai contoh maggot BSF dapat menjadi sumber protein yang bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak, serta kasgot (bekas maggot) dapat digunakan sebagai solusi alternatif subtitusi pupuk NPK dari pemerintah.
Jumat (11/11) PIAT UGM mendapatkan kunjungan dari Majelis Senat Akademik 16 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (MSA PTN-BH) di seluruh Indonesia. Masing-masing PTN-BH diwakili oleh Ketua Senat Akademik, Sekretaris Senat Akademik, dan Wakil Rektor. Kunjungan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Rapat Pleno MSA PTN-BH yang berlangsung selama dua hari di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Peserta kunjungan mengunjungi beberapa spot yang ada di PIAT UGM, yaitu Rumah Pemotongan Ayam, Rumah Inovasi Daur Ulang, dan Bank Genetika Sayuran untuk melihat secara langsung kegiatan operasional yang berjalan di tempat-tempat tersebut. Kegiatan kunjungan diakhiri dengan ramah tamah di pendopo PIAT UGM. Peserta kunjungan disuguhkan dengan hidangan berupa produk makanan dan minuman olahan yang dihasilkan oleh PIAT, seperti Singkongku, Getukku, Wedang Uwuh, Gilegrass, dan Rosegar (minuman rosella).
Pembangunan agrowisata di Indonesia menunjukkan peningkatan dengan adanya preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan kunjungan wisata ke obyek wisata yang menyuguhkan udara segar, pemandangan indah, pengenalan tanaman langka, maupun pengolahan porduk spesifik secara tradisional maupun modern. Kecenderungan tersebut membuka peluang bagi pengembangan produk agro baik dalam bentuk kawasan maupun produk pertanian yang memiliki daya tarik spesifik. PIAT UGM yang dulunya bernama Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) telah merintis pembentukan kebun koleksi tanaman langka sejak tahun 2010. Kebun koleksi ini berada di petak blok 2B dengan luas sekitar 1 hektar yang diharapkan dapat dikembangkan sebagai salah satu daya tarik agrowisata PIAT.
PIAT UGM mendapatkan hibah Kementerian PUPR berupa Rumah Susun (Rusun) Asrama Mahasiswa yang pembangunannya selesai dilakukan pada April 2021 lalu. Asrama Rusun dibangun di sisi timur gedung kantor PIAT yang terdiri dari 1 tower dengan jumlah kamar sebanyak 43 kamar. Peran utama asrama rusun adalah menyediakan tempat tinggal yang nyaman dan terjangkau untuk mahasiswa dan siswa khususnya yang sedang melakukan kegiatan magang atau penelitian di PIAT UGM.
Fasilitas yang disediakan untuk setiap kamar adalah 2 ranjang kasur tingkat, 2 lemari, 2 meja dan kursi, 1 kipas angin, serta kamar mandi dalam. Dari jumlah keseluruhan kamar, tersedia 2 kamar khusus difabel.
Widyawisata merupakan kunjungan petani secara berkelompok ke suatu tempat untuk melihat keberhasilan pertanian di tempat yang dituju. Hal tersebut yang dilakukan oleh Kelompok Tani Rukun Tani, Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, saat berkunjung ke PIAT UGM (22/9) yang lalu. 30 Peserta kunjungan melihat dan berinteraksi secara langsung dengan staf PIAT di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pengolahan limbah, serta pasca panen dan pemasaran.
Saat di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, para peserta diajarkan untuk membuat pestida organik dari rempah-rempah untuk mengatasi hama di lahan sayuran, mengingat sebagian besar anggota dari kelompok tani juga mengusahakan tanaman sayuran, terutama kangkung, bayam, sawi, di usaha tani mereka. Staf juga menghimbau untuk mengurangi penggunaan pestisida anorganik demi terciptanya pertanian berkelanjutan dan keamanan pangan bagi konsumen.
Persoalan sampah masker dan sarung tangan plastik kian menjadi sorotan di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pandemi Covid-19 membuat masker dan sarung tangan menjadi sebuah dilema, di satu sisi membantu warga dunia terhindar dari virus, di sisi lain berbahaya bagi lingkungan. Bila sebelumnya rumah sakit menjadi penyumbang sampah medis terbesar, saat ini masker dan sarung tangan seolah menjadi bagian dari sampah yang dihasilkan masyarakat sehari-hari. Data yang dihimpun BBC secara global, penduduk dunia memakai 129 milyar masker dan 65 milyar sarung tangan plastik sekali pakai setiap bulannya selama pandemi ini. Pandemi Covid-19 membuat sampah masker dan sarung tangan menjadi gelombang baru setelah polusi plastik.
Industri susu di Indonesia semakin berkembang yang ditandai dengan bertambahnya produk olahan berbahan dasar susu di pasaran. Hal ini menyebabkan banyak produsen susu untuk terus meningkatkan produksi dan membangun pabrik-pabrik baru di wilayah Indonesia. Tidak terkecuali dengan PT So Good Food Indonesia yang mengembangkan Susu Real Good sejak tahun 2013 di Kabupaten Boyolali dengan menggandeng Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) wilayah Jawa Tengah untuk memastikan ketersediaan susu segarnya. Diversifikasi produk ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan, namun di sisi lain menimbulkan pekerjaan rumah baru terkait pengelolaan limbah yang dihasilkan.
Selasa (23/3) PIAT UGM melakukan penanaman padi varietas Inpari 42 Agritan GSR di blok 1, kebun Kalitirto, dengan luas area penanaman 9.500 meter2. Padi varietas ini merupakan padi sawah irigasi yang diluncurkan oleh Badan Litbang Kementrian Pertanian di tahun 2016. Pemilihan varietas Inpari 42 Agritan GSR dikarenakan dapat memiliki anakan produktif sebanyak 18 malai/rumpun dengan potensi hasil 7,10 ton/hektar. Meskipun rentan terhadap virus tungro varian 033 dan 073, varietas Inpari 42 Agritan GSR tahan terhadap penyakit blas daun dan tahan terhadap hama wereng batang cokelat. Padi varietas Inpari 42 Agritan GSR ini juga memiliki umur penanaman yang sedikit lebih pendek dibandingkan padi varietas Pepe yang sudah dipanen pada 17 Maret yang lalu, yaitu maksimal 112 hari.
Sebagai unit penunjang Universitas Gadjah Mada dalam bidang agrosainstek, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) memiliki program pengembangan penelitian-penelitian yang berbasis kekayaan yang dimiliki Indonesia, yaitu kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversity) dan kekayaan sosial-budaya sesuai dengan konsep UGM mengakar kuat. Untuk menunjang program pengembangan penelitian tersebut, di tahun 2021 PIAT memiliki target untuk mengomersialisasikan satu benih padi varietas unggul yang merupakan hasil inovasi agroteknologi dengan memanfaatkan sumberdaya genetik.