PIAT UGM menyadari bahwa upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim harus segera dilakukan. Kolaborasi lintas disiplin ilmu dan kemitraan multi stakeholders sangat dibutuhkan guna tercapainya cita-cita bangsa. Agrifest 2024 hadir sebagai jawaban sekaligus wadah untuk berbagai pihak mulai dari pemerintah, pelaku industri, petani, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), akademisi, serta masyarakat umum terlibat dalam mewujudkan ketahanan pangan bangsa. Diselenggarakan mulai tanggal 5 hingga 7 September 2024, Agrifest terbuka untuk umum dan memuat 13 rangkaian sub acara di dalamnya.
Headline
Pesatnya perkembangan berbagai macam teknologi pertanian, tumbuhnya era masyarakat 5.0, sistem perdagangan bebas dan global, termasuk isu perubahan iklim merupakan beberapa diantara faktor penting yang sedang terjadi di era disrupsi. Isu tersebut telah secara nyata memberi pengaruh sekaligus menjadi tantangan bagi kesuksesan program ketahanan pangan nasional, sehingga dibutuhkan kebijakan yang terukur, responsif, dan tepat agar kerentanan dalam ketahanan pangan dapat diatasi.
Pangan menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan berkelanjutan. Instrumen penting dalam mencapai prinsip ketahanan pangan yaitu pangan sebagai hak asasi, mendorong reformasi agraria, melindungi sumber daya alam, mengatasi kelaparan penduduk secara global, serta mewujudkan keadilan sosial. Ketahanan pangan pun menjadi posisi sentral dalam peningkatan produktivitas nasional, perbaikan kualitas hidup, dan keberlanjutan pembangunan bangsa.
Perkembangan dunia pertanian khususnya benih tak lepas dari peran penting kolaborasi antara lembaga pendidikan dengan industri. Berkaitan dengan itu, PIAT UGM melakukan kunjungan ke PT East West Seed Indonesia (EWINDO) pada Senin (27/5). Kunjungan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkokoh hubungan kerja sama yang telah terjalin selama enam tahun terakhir.
PIAT UGM dan EWINDO telah bekerja sama dalam pengembangan teknologi benih yang inovatif melalui Bank Genetika Sayuran yang berfungsi sebagai tempat menyimpan dan mengoleksi sumberdaya genetika sayuran di Indonesia. Sejak berdiri di 2018 silam, 570 aksesi sudah termanfaatkan oleh berbagai kalangan akademisi. Bahkan dalam kurun waktu satu tahun, Bank Genetika Sayuran telah dikunjungi lebih dari 1000 orang. “Jumlah aksesi saat ini sudah mencapai sekitar 4.000 aksesi dan PIAT masih terus berusaha untuk mengoleksi lebih masif lagi”, ungkap Alan Soffan M.Sc., Ph.D, Kepala PIAT UGM, saat membuka diskusi.
Rabu (7/2), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan dari 151 siswa kelas III dan IV SD Muhammadiyah Mutihan, Wates. Kunjungan diadakan dalam rangka memberikan pengalaman belajar yang berbeda, yang menarik siswa keluar dari kelas mereka agar dapat melihat praktiknya secara langsung. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga 10.30 WIB. Para siswa diajak berkeliling fasilitas PIAT UGM, seperti pembuatan biogas di Peternakan, budidaya maggot di Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU) dan pemeliharaan tanaman anggrek di Kebun Anggrek.
Selasa (6/2), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan studi ekskursi dari 225 siswa dan 21 guru pendamping SMA Al Hikmah Surabaya. Kunjungan diadakan dalam rangka memberikan pengalaman belajar siswa melalui pengamatan secara langsung berkaitan dengan bidang ilmu terapan. Kegiatan dimulai pada pukul 13.30 WIB dan berlangsung hingga 15.30 WIB, menciptakan kesempatan bagi para siswa untuk merasakan langsung pengalaman belajar di luar kelas yang lebih kontekstual. Dalam rangkaian kegiatan yang disusun dengan cermat, PIAT UGM menghadirkan wawasan mendalam mengenai bidang agrokompleks kepada para peserta kunjungan.
Senin (5/2), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan dari 78 siswa-siswi kelas VII SMP Eksperimental Mangunan. Kunjungan diadakan dalam rangka melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar kepada para siswa-siswi secara kontekstual sesuai dengan tema pembelajaran Semester Genap Tahun Ajaran 2023/2024, yaitu Literasi Teknologi Ramah Lingkungan.
Kegiatan dimulai pada pukul 07.30 WIB dan berlangsung hingga 13.00 WIB, melibatkan peserta kunjungan dalam rangkaian kegiatan yang dirancang untuk memberikan pemahaman tentang inovasi di bidang agroteknologi. Pertama-tama, para peserta kunjungan berkumpul di Pendopo, di mana mereka diberikan pengarahan mengenai informasi umum terkait PIAT UGM. Informasi tersebut kemudian dicatat dengan cermat dalam sebuah lembar kerja siswa.
Rabu (31/1), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kota Metro dalam rangka Studi Lapang (SL) bertema “Melalui Studi Lapang, Kita Wujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian yang Tangguh dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045.”
Adapun tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengetahui secara nyata dan lebih luas tentang PIAT UGM, baik dari segi agroteknologi maupun agribisnis. Peserta kunjungan terdiri dari 100 orang termasuk mahasiswa dan dosen pendamping. Mereka diajak mengelilingi berbagai fasilitas PIAT UGM, seperti Ruang Produksi Pasca Panen dan Pemasaran, Bank Genetika Sayuran, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU) dan Lahan Organik.
Selasa (23/1), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan dari 5 mahasiswa Magister UGM yang tergabung dalam Program Persiapan Keberangkatan (PK) LPDP angkatan ke-220. Kunjungan diadakan dalam rangka mempersiapkan rancangan program Proyek Sosial tepat sasaran dengan cara mengetahui dan memahami secara langsung kondisi persampahan serta pengelolaan sampah di lingkungan kampus UGM.
Proyek Sosial ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan keberangkatan para penerima beasiswa LPDP, sebelum mereka melanjutkan studi magister/doktoral di berbagai universitas dalam negeri maupun luar negeri. Proyek sosial dilakukan setelah kegiatan Persiapan Pra-Keberangkatan selesai, sehingga setiap angkatan PK dapat menentukan kegiatan yang berfokus pada masyarakat yang ingin dikontribusikan.
Sebagai respons terhadap tantangan perubahan iklim di tengah meningkatnya permintaan akan pangan dan produk pertanian, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM berupaya untuk terus mengembangkan pertanian secara berkelanjutan melalui sebuah konsep pertanian modern yang disebut circular farming. Konsep ini merupakan sistem pertanian yang memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan/hortikultura serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam. Dalam istilah lain, konsep ini juga dikenal sebagai integrated farming system atau secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai circular agriculture. Circular farming menjadi katalisator perubahan di PIAT UGM, merubah tolak ukur pertanian dari yang semula terbatas pada intensifikasi dan efisiensi menjadi optimalisasi seluruh sumber daya dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
Senin (15/1), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menjadi tuan rumah bagi empat tamu yang berasal dari Department of Crop Science, Faculty Agriculture, Universiti Putra Malaysia, dalam rangka melakukan kunjungan kerja ke Fakultas Pertanian UGM. Kunjungan yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.30 WIB ini diselenggarakan untuk melakukan peninjauan lapangan, sebagai persiapan sebelum mengisi sesi pelatihan alat LICOR di Fakultas Pertanian UGM pada tanggal 16 Januari 2024 dengan narasumber Dr. Nazmin Yapaar, selaku Senior Lecturer di Universiti Putra Malaysia.