KP4 UGM sedang mengembangkan jejaring kerjasama ABCG (Academic, Bussiness, Community, Government) untuk pemanfaatan hasil penelitian Teknologi Tepat Guna Gama Pertanian Tropika Terpadu yang telah berhasil dikembangkan selama ini. Teknologi Pengembangan GAMA FOOD yang dilakukan merupakan pengejewantahan konsep program 5A yaitu Agro-Produksi, Agro-Bisnis, Agro-Teknologi, Agro-Industri, Agro-Wisata pada komoditas unggulan terpilih, dari hulu dan hilir, secara utuh dan terpadu.
Menurut Kepala KP4 UGM, Dr. Cahyono Agus, selama tahun 2013 ini, KP4 akan mentransfer teknologi tepat guna di bidang pertanian terpadu sebanyak 11 prototipe. Diantaranya adalah : GAMA ANGGREK, GAMA JAMUR, GAMA PASCA PANEN, GAMA OBAT, GAMA TAHU, GAMA BIOFERTILIZER, GAMA KOMPOS IN-SITU, GAMA EDU-TAINMENT, GAMA AYAM, GAMA PAKAN dan GAMA KANDANG AYAM. Transfer TTG akan diberikan kepada kelompok masyarakat di sekitar wilayah Kampus Lapangan KP4 dan Kebun Mangunan UGM serta kelompok di wilayah lain yang akan didampingi. KP4 juga memenangkan 2 proposal IbM (Iptek bagi Masyarakat) dari Ditjen Dikti Kemendiknas untuk mengaplikasikan pertanian terpadu pada kelompok ternak di Sayegan Sleman dan di Ponorogo.
Paket penerapan teknologi tersebut dilakukan melalui perberdayaan mitra binaan, penguatan kelembagaan, peningkatan SDM, perbaikan sarana dan prasarana produksi, pendampingan intensif, perbaikan kualitas produk sampai pada pemasaran produk. Dosen dan pakar UGM yang telah berhasil mengembangkan teknologi tersebut akan terjun langsung mengawal transfer TTG kepada masyarakat. Mahasiswa KKN PPM UGM juga dilibatkan selama 2 bulan untuk mendampingi secara intensif di masyarakat agar program lebih berhasil dan berdaya guna secara optimal.
Dr. Cahyono mengatakan bahwa transfer TTG di bidang pertanian terpadu dan Gama Food ini difasilitasi dalam kegiatan Hibah Pengembangan Jejaring ABCG, yang didanai melalui BOPTN 2013. Menurutnya, inovasi di bidang pertanian terpadu harus mampu menghasilkan produk yang berciri 3K (kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas) yang memadai. Diharapkan akan terjadi pola kemitraan inti-plasma sejak dalam produksi hingga pemasaran secara berkelanjutan. Dengan kondisi tersebut diharapkan dapat menjadikan komoditas pertanian sebagai sumber kehidupan dan lingkungan yang memadai.
Paradigm Baru sektor pertanian melalui pengelolaan sumber daya lahan, sumber daya air, sumber daya hayati (hewan dan tanaman) dan sumber daya lingkungan serta sumber daya manusia secara optimal, diharapkan mampu mengangkat derajat dan harkat seluruh pemangku kepentingan pertanian. “Keseimbangan produksi dan konsumsi merupakan salah satu point yang harus dikembangkan, sehingga dalam satu kesatuan lahan tersebut mampu memproduksi pangan, pakan, papan, pupuk, energi, obat herbal, lingkungan hidup, keindahan, kenyamanan dan pendukung kehidupan lainnya” paparnya.
Program ini mempunyai ciri pokok dan merupakan pengejewantahan program pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan secara formal, in-formal dan non-formal yang harus memperhatikan gatra peningkatan nilai ekonomi, kelestarian lingkungan, keadilan sosial & budaya, secara sinergis dan optimal.
Cahyono berharap melalui transfer teknologi tepat guna ini akan meningkatkan sinergisitas dan interaksi aktif seluruh komponen bangsa dalam memajukan sektor pertanian. “Harapannya bisa meningkatkan aplikasi TTG paket komplit dari hulu ke hilir yang mensinergiskan jaringan ABCG dalam rangka pengembangan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian,” katanya.