Tiga tahun pasca diresmikan, Bank Genetika Sayuran PIAT UGM terus konsisten berkontribusi dalam bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta multiplikasi aksesi langka dan kritis. Kerja keras bank genetika akhirnya mendapatkan apresiasi di Indonesian Breeder Award ke-2 (IBA), Kategori Bidang Konservasi Plasma Nutfah. Dr. Taryono, M.Sc selaku Kepala PIAT UGM mewakili bank genetika untuk menerima penghargaan tersebut di IPB Internasional Convention Center, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/11/2021).
“Di tahun ini, peraih penghargaan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu social benefit, economy benefir, dan technology benefit,” Ucap Prof. Dr. Muhammad Syukur selaku ketua Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) mengawali pembacaan penerima penghargaan.
“Di tahun ini juga akan ada penghargaan khusus baik bagi individu maupun lembaga sebagai pengumpul, penyedia, pengkarakterisasi, dan pengonversi plasma nutfah,” Lanjutnya sebelum membacakan para peraih penghargaan.
Data per September 2021 menunjukkan Bank Genetika Sayuran memiliki total koleksi 2.614 aksesi yang terdiri dari koleksi utama, koleksi underutilized, dan komoditas tambahan. Komoditas utama PIAT UGM meliputi 402 aksesi cabai rawit, 349 aksesi padi, 200 aksesi kacang panjang, 184 aksesi terong, dan 63 aksesi mentimun. Komoditas sayuran underutilized meliputi 353 aksesi kecipir, 168 aksesi kacang tunggak, kacang hijau 101 aksesi, dan 14 aksesi koro pedang putih, serta 780 aksesi lainnya dari berbagai komoditas tambahan seperti kenikir, buncis, labu, gambas, dan pare. Hal ini menjadi poin penting yang dipertimbangkan para dewan juri sehingga memutuskan Bank Sumberdaya Genetika Sayuran PIAT UGM memenangkan penghargaan di kategori Konservasi Plasma Nutfah.
Rahmi Sri Sayekti, M.Sc, selaku staf pelaksana di Bank Genetika Sayuran PIAT UGM berharap agar semakin banyak penelitian, magang, dan PKL yang dilakukan di Bank Genetika. “Harapan lainnya semoga koleksi aksesi plasma nutfah kami semakin bertambah mengingat di masa depan, plasma nutfah akan lebih penting peranannya dalam menciptakan varietas baru tanaman pertanian, proses industri, dan pengolahan pangan semakin meningkat.” Tutupnya saat memberikan keterangan secara terpisah di Yogyakarta.
Dr. Taryono, M.Sc juga berharap agar ke depannya Bank Genetika Sayuran PIAT UGM dapat bekerjasama dengan berbagai badan penelitian dan pengembangan nasional maupun internasional dikarenakan sumberdaya genetik tanaman merupakan dasar kedaulatan pangan dan energi dunia.
IBA merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) sejak tahun 2019. Di tahun ini, IBA bekerjasama dengan IPB dan PT East West Seed Indonesia (EWINDO). IBA merupakan ajang apresiasi bagi pemulia berprestasi di Indonesia baik di balai penelitian, perguruan tinggi, maupun swasta yang telah menghasilkan varietas unggul tanaman dan dimanfaatkan secara luas di Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi para pemulia tanaman untuk terus konsisten melakukan penciptaan varietas unggul demi memajukan pertanian Indonesia.