Tidak terasa kehadiran UGM di Namibia tahun 2022 akan segera berakhir. Satu tenaga ahli teknis UGM akan segera meninggalkan Windhoek, Ibu kota Namibia, untuk kembali ke tanah air di hari ini (Senin, 19/9). Ir. Pranowo Singgihsandjojo merupakan tenaga ahli bidang kultur jaringan yang berafiliasi dengan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM bertugas untuk menghidupkan kembali laboratorium penelitian khususnya laboratorium budidaya jaringan yang hampir 15 tahun tidak dimanfaatkan. Keberangkatannya di bulan Juni lalu bersama dengan Dr. Ir. Taryono, M.Sc selaku Kepala PIAT UGM yang turut serta memberikan pelatihan di sana selama dua minggu lamanya. Selama tiga bulan menetap di Namibia, Pranowo tinggal di kampus Ogongo, University of Namibia (UNAM) yang terletak di bagian utara Namibia.
Selama di kampus Ogongo, para tenaga ahli UGM mengunjungi dan melakukan pendataan sarana dan prasarana semua laboratorium agar di masa mendatang dapat digunakan untuk mendukung program ketahanan pangan Namibia. Hal ini dikarenakan sejak tahun 2008, UGM telah sepakat mendukung program ketahanan pangan Namibia melalui UNAM, bahkan pada tahun 2019 telah disepakati pula bahwa UNAM menjadikan kampus Ogongo sebagai “Agricultural Innovation Training Centre” yang merupakan Twin Centre dari PIAT UGM.
Gambar 1. Laboratorium Kultur Jaringan di Kampus Ogongo
Selain pendataan terhadap sarana dan prasarana, UGM juga memberikan pelatihan budidaya jaringan tanaman pangan, khususnya kentang, ketela rambat dan pisang pada tenaga pendidik dan kependidikan Departemen Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian dan Sumber Daya Alam, kampus Ogongo-UNAM. Pada bulan Agustus, beberapa bibit khususnya kentang dan pisang telah berhasil diaklimatisasi di rumah kasa dan siap dipindahkan ke lapangan.
Gambar 2. Bibit pisang (a) dan kentang (b) hasil budidaya jaringan di Kampus Ogongo, Namibia
Kegiatan UGM selama 3 bulan di kampus Ogongo mendapat banyak perhatian dari masyarakat Namibia, terlihat dari banyaknya kunjungan ke laboratorium maupun liputan media cetak. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang tinggal di Namibia, khususnya ibukota Windhoek, juga ingin belajar pertanian setelah tenaga ahli teknis tersebut kembali dari Namibia utara dan tinggal sementara di Windhoek sebelum kembali ke Indonesia. Ibu-ibu yang tergabung dalam Himpunan Keluarga Indonesia-Windhoek mengadakan pelatihan budidaya sayuran di sekitar rumah yang disebut juga tanaman kebun dapur. Semoga kegiatan pelatihan tersebut menambah kecintaan warga Indonesia- Namibia terhadap Universitas Gadjah Mada.
Gambar 3. Pelatihan budidaya tanaman kebun dapur, Windhoek-Namibia, 17 september 2022