Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional adalah melalui diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan ditujukan untuk penganekaragaman pangan, baik pangan pokok maupun semua pangan lain yang dikonsumsi rumah tangga, termasuk di dalamnya lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan. Harapannya, semakin beragam dan seimbang komposisi pangan yang dikonsumsi, semakin baik pula kualitas gizi yang diperoleh. Diversifikasi pangan membuat pemilihan pangan tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan saja.
Saat ini, hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi bahan pangan pokok berupa beras. Untuk menghindari ketergantungan akan beras, konsumsi beras dapat dialihkan pada makanan pokok alternatif. Tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti serealia dan umbi-umbian, dapat menjadi makanan pokok alternatif.
Jagung termasuk ke dalam jenis tanaman serealia yang dapat menjadi bahan pangan pokok alternatif. Biji jagung mengandung karbohidrat kompleks dan serat pangan yang dibutuhkan tubuh. Jagung juga memiliki indeks glikemik (IG) yang relatif rendah jika dibandingkan dengan beras sehingga menjadi bahan pokok alternatif yang dianjurkan bagi penderita diabetes. Jagung mengandung mineral esensial, seperti Ca, Mg, K, Na, P, dan Fe, dan vitamin, seperti vitamin A dan vitamin E. Jagung dapat dibuat tepung dan diolah menjadi masakan, seperti kukis, mie, tortila, dan lainnya.
Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi-umbian yang dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan pokok. Sebab, singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Menurut Sulfiani & Taufiq (2022), Singkong mengandung 25 – 35% karbohidrat dan 1,2% protein. Selain itu, Singkong juga mengandung mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Contoh olahan pangan berdasarkan singkong adalah tepung singkong, gethuk, tape singkong, keripik, dan lainnya.
Melalui artikel ini diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan dan SDG 2: Tanpa Kelaparan.
Sumber:
- Dewi, G. P. dan A. M. Ginting. 2012. Antisipasi krisis pangan melalui kebijakan diversifikasi pangan. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 3(1): 65-78.
- Hayati, P. K. D., S Arisaputra, R. H. Harahap, K. H. Putra, S. A. Hasmi, dan Z. Lismadoni. 2019. Peluang Usaha Aneka Produk Olahan Jagung. Penerbit Erka, Padang.
- Maulidiyah, P., S. Rahmadhani, J. Azahra, S. M. Azzahro, R. Rahmatunisa, dan M. Elvandari. Analisis karakteristik mutu dan minat olahan dari umbi-umbian pada Kabupaten Bekasi – Karawang. Jurnal Gizi dan Kuliner, 2(1): 14-24.
- Suarni & M. Yasin. 2011. Jagung sebagai sumber pangan fungsional. IPTEK Tanaman Pangan, 6(1): 41-56.
- Sulfiani dan N. Taufiq. 2022. Pengaruh penambahan zat kapur dan lama perendaman terhadap kadar sianida pada singkong (Manihot Esculanta Crantz). Jurnal Sehat Mandiri. 17(2): 133-141.
- Suyastiri, N. M. 2008. Diversifikasi konsumsi pangan pokok berbasis potensi lokal dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga pedesaan di Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ekonomi Pembangunan 13(1): 51-60.