• Tentang UGM
  • Portal Akademika
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada UNIVERSITAS GADJAH MADA
PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI
  • TENTANG PIAT
    • PROFIL
    • VISI DAN MISI
    • STRUKTUR
  • LAYANAN
    • MAGANG/PKL
    • PRAKTIKUM
    • PENELITIAN
    • KUNJUNGAN
    • PELATIHAN
  • FASILITAS
    • ASRAMA RUSUN
    • EDUGARDEN
    • EMBUNG
    • MEETING ROOM
    • CAFE PAWON SEMAR
  • BIDANG UNGGULAN
    • Seed Production
    • Genetic Bank
    • Waste Management Technology
    • Zero Waste Sustainable Fisheries
    • Smart Livestock
    • Organic and Smart Farming
    • Plantation and Bio Pharmacy
    • Agro Processing Unit
    • Agroedutainment
  • PRODUK UNGGULAN
  • Beranda
  • Artikel
  • Jagung vs Singkong: Alternatif Makanan Menuju Diversifikasi Pangan di Indonesia

Jagung vs Singkong: Alternatif Makanan Menuju Diversifikasi Pangan di Indonesia

  • Artikel, Berita PIAT UGM, Headline, Rilis Berita
  • 6 Januari 2025, 14.45
  • Oleh: piat
  • 0

Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional adalah melalui diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan ditujukan untuk penganekaragaman pangan, baik pangan pokok maupun semua pangan lain yang dikonsumsi rumah tangga, termasuk di dalamnya lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan. Harapannya, semakin beragam dan seimbang komposisi pangan yang dikonsumsi, semakin baik pula kualitas gizi yang diperoleh. Diversifikasi pangan membuat pemilihan pangan tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan saja.

Saat ini, hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi bahan pangan pokok berupa beras. Untuk menghindari ketergantungan akan beras, konsumsi beras dapat dialihkan pada makanan pokok alternatif. Tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti serealia dan umbi-umbian, dapat menjadi makanan pokok alternatif.

Jagung termasuk ke dalam jenis tanaman serealia yang dapat menjadi bahan pangan pokok alternatif. Biji jagung mengandung karbohidrat kompleks dan serat pangan yang dibutuhkan tubuh. Jagung juga memiliki indeks glikemik (IG) yang relatif rendah jika dibandingkan dengan beras sehingga menjadi bahan pokok alternatif yang dianjurkan bagi penderita diabetes. Jagung mengandung mineral esensial, seperti Ca, Mg, K, Na, P, dan Fe, dan vitamin, seperti vitamin A dan vitamin E. Jagung dapat dibuat tepung dan diolah menjadi masakan, seperti kukis, mie, tortila, dan lainnya.

Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi-umbian yang dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan pokok. Sebab, singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Menurut Sulfiani & Taufiq (2022), Singkong mengandung 25 – 35% karbohidrat dan 1,2% protein. Selain itu, Singkong juga mengandung mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Contoh olahan pangan berdasarkan singkong adalah tepung singkong, gethuk, tape singkong, keripik, dan lainnya.

Melalui artikel ini diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan dan SDG 2: Tanpa Kelaparan.

 


Sumber:

  • Dewi, G. P. dan A. M. Ginting. 2012. Antisipasi krisis pangan melalui kebijakan diversifikasi pangan. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 3(1): 65-78.
  • Hayati, P. K. D., S Arisaputra, R. H. Harahap, K. H. Putra, S. A. Hasmi, dan Z. Lismadoni. 2019. Peluang Usaha Aneka Produk Olahan Jagung. Penerbit Erka, Padang.
  • Maulidiyah, P., S. Rahmadhani, J. Azahra, S. M. Azzahro, R. Rahmatunisa, dan M. Elvandari. Analisis karakteristik mutu dan minat olahan dari umbi-umbian pada Kabupaten Bekasi – Karawang. Jurnal Gizi dan Kuliner, 2(1): 14-24.
  • Suarni & M. Yasin. 2011. Jagung sebagai sumber pangan fungsional. IPTEK Tanaman Pangan, 6(1): 41-56.
  • Sulfiani dan N. Taufiq. 2022. Pengaruh penambahan zat kapur dan lama perendaman terhadap kadar sianida pada singkong (Manihot Esculanta Crantz). Jurnal Sehat Mandiri. 17(2): 133-141.
  • Suyastiri, N. M. 2008. Diversifikasi konsumsi pangan pokok berbasis potensi lokal dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga pedesaan di Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ekonomi Pembangunan 13(1): 51-60.

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Universitas Gadjah Mada

Pusat Inovasi Agroteknologi
Universitas Gadjah Mada
Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 55573, Indonesia
piat@ugm.ac.id
@piat.ugm
+62 (274) 497717
+62 (274) 497717
+62 (274) 6491406  (VOIP)

 

 

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

AgriFest 2024: Seeding Ideas, Growing Future
popmake-7311

Dalam rangka pelaksanaan rencana aksi untuk mencapai target ketahanan pangan bangsa, Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM) menyadari bahwa upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim harus segera dilakukan melalui kolaborasi lintas disiplin ilmu dan kemitraan multistakeholders untuk mencegah terjadinya dampak yang semakin parah di masa depan. Mengusung konsep circular farming, PIAT UGM mengembangkan beberapa ekosistem bisnis pertanian yang saling terkait, yaitu bisnis produksi berbasis tanaman, bisnis produksi berbasis hewan, pengolahan hasil pertanian, dan pengolahan limbah yang semuanya saling terkait menciptakan sebuah ekosistem yang berkelanjutan. Oleh karena itu, PIAT UGM mengambil peran dengan menyelenggarakan kegiatan AgriFest 2024 yang akan dilaksanakan pada 5-7 September 2024 di Kawasan PIAT UGM yang berlokasi di Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sebuah platform akselerasi untuk mempercepat hilirisasi teknologi dan inovasi di sektor agrokompleks.

Our Spring Sale Has Started

You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju