Setelah sebelumnya dilakukan penandatanganan MoU antara PT East West Seed Indonesia (PT Ewindo) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Oktober 2022 lalu, Jumat (31/3) PIAT UGM dan PT Ewindo melakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Pendanaan Operasional Penunjang Bank Genetik Sayuran. PKS ini merupakan pembaharuan dari PKS yang telah ada untuk memayungi ruang lingkup yang lebih spesifik dan menyesuaikan kebutuhan masing-masing pihak. Seperti yang diketahui, Bank Genetik Sayuran sudah mulai beroperasi di PIAT UGM sejak tahun 2018 dan telah banyak berkontribusi terutama pada kegiatan konservasi sumber daya genetik dan perakitan varietas baru.
Berita PIAT UGM
Selasa (21/3) PIAT UGM mendapatkan kunjungan dari Universitas Gunadarma yang sejak sehari sebelumnya sudah melakukan diskusi dan kunjungan ke beberapa unit di bawah koordinasi UGM, seperti PT Pagilaran, UGM Cocoa Teaching & Learning Industry, serta UGM Science Technopark. Di hari yang sama, kedua universitas juga melakukan audiensi di Gedung Pusat UGM yang disambut baik oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Er., Sp.OG(K)., Ph.D.
Saat berkunjung ke PIAT UGM, rombongan Universitas Gunadarma diajak untuk melihat beberapa fasilitas yang ada di PIAT, seperti Rumah Potong Ayam untuk melihat manajemen produksi ayam potong, Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU) untuk melihat proses pembuatan super smart fertilizer serta pengolahan sampah organik dengan beberapa metode, dan Embung PIAT UGM yang difungsikan tidak hanya sebagai reservoir air tetapi juga pengembangan eduwisata.
Setelah melalui masa pandemi Covid-19 yang cukup sulit, tahun 2023 menjadi momentum untuk melanjutkan upaya pengelolaan sampah yang telah dilaksanakan sebelumnya. Permasalahan sampah merupakan permasalahan multidimensional yang harus diselesaikan dengan partisipasi aktif tidak hanya oleh pemerintah pusat maupun daerah tetapi juga dunia usaha, komunitas masyarakat hingga level individu. Pada sektor limbah, di tahun 2030 Indonesia menargetkan penurunan tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 40Mton CO2eq pada CM1 dan 43,5 Mton CO2eq pada CM2. Sebagai bagian dari upaya mencapai target tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyusun rencana aksi pencapaian Zero Waste and Zero Emission dari subsektor limbah padat domestik (sampah).
Kamis (17/2), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan dari warga Desa Kagokan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo dalam rangka studi banding budidaya maggot. Sekitar 43 peserta terdiri dari perangkat desa, kelompok peternak, kelompok tani, kelompok wanita tani, dan juga pengusaha. Berawal dari keresahan adanya permasalahan sampah di desanya, menjadi maksud warga desa Kagokan untuk belajar pengelolaan sampah khususnya organik di PIAT UGM. Mereka mendapatkan materi tentang budidaya lalat hitam atau BSF terlebih dahulu sebelum kemudian berkeliling ke lapangan di Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU).
Saat ini tercatat banyak universitas di negara-negara ASEAN yang telah memiliki kolaborasi bilateral bidang akademik yang ditandai dengan MoU. Kolaborasi yang sudah ada tersebut akan dimanfaatkan untuk memperluas jejaring dan kerjasama antar institusi. Jejaring internasional akan memberikan nilai tambah bagi para mahasiswa, staf, dan dosen dalam pengembangan diri selama belajar dan melakukan kegiatan penelitian atau pengabdian lainnya.
Tergabung dalam ASEAN Agriculture University Network (AAUN), University of The Philippines Los Banos melakukan kunjungan ke PIAT UGM dalam rangka benchmarking unit yang sejenis dengan PIAT UGM. Hal ini dikarenakan mereka akan lebih memfokuskan diri pada riset di bidang inovasi pertanian sehingga membutuhkan unit atau lembaga baru yang concern di pertanian secara luas. Kunjungan diawali dengan sesi diskusi yang kemudian dilanjutkan dengan melihat beberapa fasilitas yang dimiliki oleh PIAT, seperti bank genetika sayuran, kebun anggrek, rumah inovasi daur ulang, dan embung PIAT UGM.
Wiwitan merupakan salah satu ritual yang dilakukan masyarakat Jawa sebelum masa panen padi dilakukan. Tradisi wiwitan ini merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Namun dalam perkembangannya, tradisi ini mulai ditinggalkan karena perubahan zaman dan arus informasi yang bergerak cepat.
Sebagai salah satu upaya dalam melestarikan budaya, PIAT UGM melakukan upacara wiwitan pada Senin (13/2) sebelum melakukan panen padi varietas Inpari 32 yang akan diolah menjadi benih sebar label ungu.
Ilmu yang didapatkan oleh siswa di kelas diharapkan dapat diimplementasikan oleh siswa di lingkungan tempat tinggalnya mengingat mereka adalah calon agen perubahan di tengah masyarakat. Untuk itu, PIAT UGM mencoba untuk memfasilitasi kegiatan research camp bagi 59 siswa-siswi SMP IT Alam Nurul Islam kelas 7 yang telah selesai dilakukan pada minggu lalu (8/2). Para siswa dibagi menjadi 14 kelompok untuk melakukan observasi di beberapa spot yang ada di PIAT UGM, yaitu bank genetika sayuran, peternakan sapi perah, lahan organik, kebun anggrek, pembibitan ikan air tawar, serta rumah inovasi daur ulang. Melalui bimbingan staf lapangan PIAT UGM, siswa-siswi melakukan observasi dengan melakukan pengamatan langsung dan juga diskusi.
Selasa (24/1) PIAT mendapatkan kunjungan dari dosen dan tenaga kependidikan Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Mengingat status UNS yang juga menjadi salah satu Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) di Indonesia, kunjungan ini sekaligus menjadi kegiatan benchmarking Prodi Agroteknologi untuk mempelajari best practice pengelolaan unit penunjang yang bergerak di bidang pertanian secara luas.
Kunjungan kerja dari UNS tersebut dipimpin oleh Kepala Prodi Agroteknologi, Dr. Ir. Parjanto, M.P, dibersamai dengan 34 dosen, 1 staf administrasi, dan 5 laboran. Dalam sambutannya, Dr. Parjanto menyampaikan bahwa kunjungan ke PIAT selain untuk belajar tentang pengelolaan PTN-BH juga untuk berdiskusi peluang kerjasama yang bisa dilakukan antar kedua instansi.
Lingkungan kampus adalah salah satu tempat yang berpotensi tinggi dalam menghasilkan sampah. Sejalan dengan meningkatnya jumlah sivitas akademik, jumlah sampah yang dihasilkan pun akan bertambah dan apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan permasalahan baru. Kewajiban melaksanakan pemilahan sampah sendiri telah diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 13 tentang Pengelolaan Sampah.
Sejalan dengan hal tersebut, Jumat (13/1) beberapa dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta berkunjung ke PIAT UGM untuk berdiskusi mengenai program yang dapat disusun guna mengelola sampah yang ada di lingkungan kampus.
Tidak bisa dipungkiri, sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Timbulan sampah akan meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat. Di Yogyakarta, berdasarkan data dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah pada tahun 2021, rata-rata volume sampah yang dihasilkan se-DIY sebanyak 1.133ton setiap harinya, dan 61,12% nya merupakan sampah organik hasil dari kegiatan domestik yang belum memiliki nilai ekonomis.
Pengolahan sampah organik memerlukan teknologi yang tepat agar produk olahannya tidak menghasilkan sampah kembali. Teknologi biokonversi menggunakan maggot lalat Black Soldier Fly (BSF) dapat dimanfaatkan untuk mengonversi materi organik sehingga memiliki potensi ekonomi. Bahkan maggot BSF mampu mendegradasi sampah organik lebih cepat dibanding serangga lainnya. Selain itu, produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik oleh maggot BSF memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sebagai contoh maggot BSF dapat menjadi sumber protein yang bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak, serta kasgot (bekas maggot) dapat digunakan sebagai solusi alternatif subtitusi pupuk NPK dari pemerintah.