Pembangunan agrowisata di Indonesia menunjukkan peningkatan dengan adanya preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan kunjungan wisata ke obyek wisata yang menyuguhkan udara segar, pemandangan indah, pengenalan tanaman langka, maupun pengolahan porduk spesifik secara tradisional maupun modern. Kecenderungan tersebut membuka peluang bagi pengembangan produk agro baik dalam bentuk kawasan maupun produk pertanian yang memiliki daya tarik spesifik. PIAT UGM yang dulunya bernama Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) telah merintis pembentukan kebun koleksi tanaman langka sejak tahun 2010. Kebun koleksi ini berada di petak blok 2B dengan luas sekitar 1 hektar yang diharapkan dapat dikembangkan sebagai salah satu daya tarik agrowisata PIAT.
Headline
Padi merupakan komoditas strategis dan menjadi Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020-2024. Peningkatan Produksi padi perlu terus ditingkatkan seiring dengan proyeksi laju pertumbuhan penduduk. Beberapa peluang yang dapat dilakukan adalah peningkatan luas tambah tanam (panen) dan peningkatan produktivitas. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang disertai dengan penerapan teknologi lainnya, diyakini dapat berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan mutu hasil komoditas tanaman pangan.
Widyawisata merupakan kunjungan petani secara berkelompok ke suatu tempat untuk melihat keberhasilan pertanian di tempat yang dituju. Hal tersebut yang dilakukan oleh Kelompok Tani Rukun Tani, Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, saat berkunjung ke PIAT UGM (22/9) yang lalu. 30 Peserta kunjungan melihat dan berinteraksi secara langsung dengan staf PIAT di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pengolahan limbah, serta pasca panen dan pemasaran.
Saat di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, para peserta diajarkan untuk membuat pestida organik dari rempah-rempah untuk mengatasi hama di lahan sayuran, mengingat sebagian besar anggota dari kelompok tani juga mengusahakan tanaman sayuran, terutama kangkung, bayam, sawi, di usaha tani mereka. Staf juga menghimbau untuk mengurangi penggunaan pestisida anorganik demi terciptanya pertanian berkelanjutan dan keamanan pangan bagi konsumen.
Sejak tahun 2008, UGM sepakat mendukung program ketahanan pangan Namibia melalui kerjasama dengan University of Namibia (UNAM). Selaras dengan kerjasama tersebut, pada tahun 2019 UNAM sepakat menjadikan Ogongo Campuss di bagian utara Namibia sebagai Twin Center PIAT UGM yaitu Agricultural Innovation Training Center. Sebagai upaya untuk membagikan informasi seputar pertanian di Indonesia dan Namibia, PIAT juga telah menyelenggarakan International Webinar dengan tajuk Food Security: Good Seed Quality of High Yielding Varieties pada tanggal 7 Oktober 2021. Webinar ini melibatkan narasumber Dr. Ir. Taryono, M.Sc dari UGM; Ir. Glen Pardede, MBA dari East West Seed Indonesia; Prof. Dr. Rhoda Birech dan Dr. Simon Awala dari University of Namibia. Kegiatan-kegiatan ini merupakan upaya untuk mewujudkan keberlanjutan sebagaimana tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu SDG 2 – Zero Hunger.
Tidak terasa kehadiran UGM di Namibia tahun 2022 akan segera berakhir. Satu tenaga ahli teknis UGM akan segera meninggalkan Windhoek, Ibu kota Namibia, untuk kembali ke tanah air di hari ini (Senin, 19/9). Ir. Pranowo Singgihsandjojo merupakan tenaga ahli bidang kultur jaringan yang berafiliasi dengan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM bertugas untuk menghidupkan kembali laboratorium penelitian khususnya laboratorium budidaya jaringan yang hampir 15 tahun tidak dimanfaatkan. Keberangkatannya di bulan Juni lalu bersama dengan Dr. Ir. Taryono, M.Sc selaku Kepala PIAT UGM yang turut serta memberikan pelatihan di sana selama dua minggu lamanya. Selama tiga bulan menetap di Namibia, Pranowo tinggal di kampus Ogongo, University of Namibia (UNAM) yang terletak di bagian utara Namibia.
PIAT UGM berkolaborasi dengan PT. Daur Ulang Indonesia dan Resikplus menyelenggarakan Workshop Olah Sampah Tuntas Menuju Zero Waste pada tanggal 23-25 Agustus 2022 di Yogyakarta. Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh Penutupan TPA Regional Piyungan selama lima hari pada bulan Mei 2022 yang mengakibatkan munculnya luapan tumpukan sampah di banyak titik dan muncul pemberitaan Jogja Darurat Sampah. Sampah telah menjadi permasalahan nasional tidak hanya di Yogyakarta sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif. Pelatihan Pengelolaan Sampah Dasar ini dapat menjadi titik awal untuk memperkuat komitmen pelaku pengelolaan sampah dalam menyelesaikan masalah sampah untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.
Rangkaian kegiatan workshop pengelolaan sampah dasar telah selesai diselenggarakan (25/08). Sebagai penutup, PIAT mengajak para peserta workshop untuk melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi pengolahan sampah yang ada di Bantul seperti TPS Kasongan, Bank Sampah Gemah Ripah, dan TPS3R Panggungharjo.
Perjalanan diawali dengan berkunjung ke TPS Kasongan, Bantul. Didampingi oleh Bayu Imamtoko dari Resikplus, peserta workshop melihat proses pengolahan sampah dari mulai sampah datang, dipilah, dan dicacah menggunakan mesin cacah. Ada pula petugas TPS yang memilah sampah organik yang nantinya dijadikan pakan untuk maggot BSF. Peserta juga berkesempatan mendatangi lahan khusus yang dimanfaatkan untuk pengomposan yang berada tepat di belakang lokasi TPS.
Jika di hari sebelumnya para peserta Workshop Olah Sampah Tuntas Menuju Zero Waste mendapatkan materi dari beberapa narasumber yang sudah memiliki pengalaman dalam tata kelola persampahan, Rabu (24/8) mereka berkesempatan untuk melihat dan terlibat langsung dalam praktek pengolahan sampah yang ada di Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU) PIAT UGM. Sebelum kegiatan praktek dimulai, para peserta mendapatkan materi dari Yuris Sarifudin yang merupakan pegiat kelola sampah di DaurUlang.id.
“Ketika ingin terjun di bisnis persampahan, kita harus bisa memastikan kategori pemilahan sampahnya sudah tepat,” Ucap Yuris saat membuka materi.
Laju pertambahan penduduk yang semakin meningkat, turut berpengaruh pada jumlah sampah yang dihasilkan. Perkembangan industri dan teknologi juga dapat membawa dampak negatif, salah satunya menambah volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Masalah persampahan sudah menjadi masalah yang kritis di Indonesia. Hal ini diperparah dengan semakin banyaknya kota besar yang kehabisan lahan untuk tempat penimbunan akhir, sampai dengan desa dan pulau kecil yang kebingungan mengelola sampahnya. Hal tersebut menyebabkan sampah banyak dibuang ke perairan atau dimusnahkan dengan pembakaran. Meski sudah dilakukan berbagai upaya, penanganan sampah hingga saat ini masih tertumpu di tempat pemrosesan akhir (TPA) atau tempat pembuangan ilegal.
Satu dari faktor penting dalam mencapai ketahanan pangan adalah berjalan dan terus meningkatnya produktivitas pertanian. Selasa (26/07) PIAT UGM melakukan panen padi varietas IR 64 yang termasuk dalam komoditas padi sawah irigasi dengan menggunakan combine harvester. Padi IR 64 sendiri memiliki beberapa keunggulan diantaranya;
- Mampu meningkatkan produktivitas. Padi IR 64 dikenal dengan potensi hasil panen sebanyak 7 – 8 ton/hektar.
- Memiliki umur penanaman sepanjang 110 – 125 hari, dengan tinggi tanaman maksimal 85 cm.
- Tahan terhadap penyakit. Hemat dalam penyerapan air, serta tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1 dan 2. Hal ini mampu mengurangi kerugian yang dialami akibat serangan penyakit.
Selain memproduksi beras hasil penanaman benih label putih untuk mendukung target pemerintah dalam pengembangan bibit unggul untuk mencapai ketahanan pangan nasional, PIAT UGM juga memproduksi benih padi IR 64 label ungu untuk dijual melalui PIAT Shop.