Industri susu di Indonesia semakin berkembang yang ditandai dengan bertambahnya produk olahan berbahan dasar susu di pasaran. Hal ini menyebabkan banyak produsen susu untuk terus meningkatkan produksi dan membangun pabrik-pabrik baru di wilayah Indonesia. Tidak terkecuali dengan PT So Good Food Indonesia yang mengembangkan Susu Real Good sejak tahun 2013 di Kabupaten Boyolali dengan menggandeng Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) wilayah Jawa Tengah untuk memastikan ketersediaan susu segarnya. Diversifikasi produk ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan, namun di sisi lain menimbulkan pekerjaan rumah baru terkait pengelolaan limbah yang dihasilkan.
Kamis (8/4) PT So Good Food melakukan kunjungan ke PIAT UGM. Kunjungan tersebut dalam rangka penjajakan kerjasama pengelolaan limbah sludge yang dihasilkan oleh operasional pabrik di Boyolali. Terkonfirmasi, limbah sludge yang dihasilkan berkisar antara 12-24 ton setiap bulannya yang berasal tidak hanya dari pengolahan susu tetapi juga pembuatan nugget karena masih berada pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang sama.
“Kedatangan kami ke PIAT UGM untuk memohon bantuan melakukan uji karakterisasi dari limbah sludge, karena kami mendapatkan info PIAT dapat mengolahnya menjadi pupuk”, ujar Yudi Wijaya selaku HRD PT So Good Food, Boyolali saat memulai diskusi.
Limbah cair industri susu mempunyai karakeristik khas yaitu lebih rentan terhadap bakteri pengurai sehingga harus segera diolah terlebih dahulu agar tidak terjadi pembusukan yang dapat membahayakan lingkungan. PIAT UGM sebelumnya telah memiliki kerjasama dengan PT. Sarihusada dalam pengelolaan limbah sludge yang mana limbah tersebut menjadi campuran dalam pembuatan pupuk kompos.
“Untuk sementara, kompos dengan campuran sludge kami gunakan di lahan pertanian PIAT, dan juga sudah terjual rutin”, ungkap Chandra Wahyu Purnomo, S.T., M.Eng., D.Eng selaku sekretaris PIAT UGM yang menemui kunjungan dari PT So Good Food siang itu.
Lebih lanjut, Chandra juga mempersilakan PT So Good Food Indonesia untuk mengirimkan sampel limbah untuk dianalisis lebih lanjut di PIAT UGM.
“Sebagai permulaan, sampel sludge yang dikirimkan nantinya akan diuji sederhana untuk mengetahui kadar N, P, K, uji ini menentukan bagus tidaknya limbah sludge tersebut sebagai bahan campuran pupuk”, ujar Chandra saat menutup sesi diskusi.
Diskusi di lantai 2 kantor utama PIAT UGM dilanjutkan dengan kunjungan ke Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU) untuk melihat proses pembuatan pupuk kompos dengan campuran sludge yang sudah dilakukan di PIAT sejak setahun lalu.