Setelah melalui masa pandemi Covid-19 yang cukup sulit, tahun 2023 menjadi momentum untuk melanjutkan upaya pengelolaan sampah yang telah dilaksanakan sebelumnya. Permasalahan sampah merupakan permasalahan multidimensional yang harus diselesaikan dengan partisipasi aktif tidak hanya oleh pemerintah pusat maupun daerah tetapi juga dunia usaha, komunitas masyarakat hingga level individu. Pada sektor limbah, di tahun 2030 Indonesia menargetkan penurunan tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 40Mton CO2eq pada CM1 dan 43,5 Mton CO2eq pada CM2. Sebagai bagian dari upaya mencapai target tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyusun rencana aksi pencapaian Zero Waste and Zero Emission dari subsektor limbah padat domestik (sampah).
Untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan, yaitu waste to resource melalui cara kerja ekonomi sirkular dan sampah menjadi sumber energi, maka peran dan posisi HSPN 2023 menjadi sangat strategis. Tema HSPN tahun 2023 ini adalah “Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat”.
“Mengubah sampah menjadi berkah, jadi salah satu langkah untuk kebaikan yang bisa dilakukan bersama-sama. Dari sampah anorganik yang didaur ulang, sampah organik yang diolah menjadi kompos, bisa menjadi kebaikan untuk lingkungan hidup dan pendidikan,” ujar Dr. Taryono, M.Sc selaku Plt Kepala PIAT UGM ketika memberi sambutan saat pembukaan Open House #3 RINDU PIAT UGM yang merupakan kelas sehari pertama PIAT di tahun 2023.
Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu unit penunjang kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat turut andil dengan menyelenggarakan kegiatan Open House #3 Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU). Untuk mendukung tema utama tuntas kelola sampah untuk kesejahteraan masyarakat, open house kali ini mengusung topik “Cara Asik Olah Sampah Organik” untuk mendorong pemilahan dan pengolahan sampah mulai dari rumah sehingga dapat mengurangi timbulan sampah ke TPA.
“Harapannya setelah mengikuti kelas sehari ini, Bapak Ibu yang belum mulai memilah sampah, jadi tergerak untuk memilah, karena pemilahan sampah anorganik dan organik dapat mengurangi pencemaran udara. Manfaat lain dari pemilahan sampah ini sebetulnya bisa menambah nilai ekonomi dari sampah yang terpilah. Dari sampah menjadi berkah”, ungkap Pipit Noviyani, selaku koordinator lapangan di bidang pengelolaan limbah yang juga menjadi narasumber pada kegiatan Open House #3.
Open House #3 dimulai dengan sesi materi dan diskusi. Materi yang diberikan narasumber berupa metode-metode yang sudah digunakan oleh PIAT UGM dalam pengolahan sampah organik. Ketika sesi diskusi dimulai, peserta terlihat antusias yag ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan.
“Saya sudah mulai melakukan pengolahan sampah organik, nah, ternyata ada air lindinya. Air lindi ini bisa dimanfaatkan menjadi apa dan karakter air lindi yang baik itu seperti apa?” tanya Lita, salah satu peserta dari Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat UGM.
Air lindi hasil pengolahan sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi nutrient bagi tanaman. Selain itu, air lindi juga bisa dimanfaatkan sebagai larutan decomposer (dengan cara ditampung dan diencerkan) untuk proses pembuatan kompos selanjutnya.
“Karakter lindi yang baik itu jelas tidak berbau, sedangkan untuk warna tergantung dari bahan yang dikomposkan, jika berbahan dasar sayur akan berwarna hitam sedangkan jika dari sampah buah, biasanya nanti akan berwarna terang,” kata Pipit menambahkan jawaban.
Setelah sesi diskusi dirasa cukup, tim RINDU PIAT UGM mengajak peserta untuk praktik langsung pengomposan dengan komposter in situ dengan beberapa metode, yaitu bag composter, tong komposter in situ, POC, Takakura, dan losida (lodhong sisa dapur).
Kegiatan ditutup dengan berkeliling melihat fasilitas yang ada di RINDU PIAT UGM, berupa farm maggot BSF, proses pengomposan skala besar dengan metode static aerated pale, bak fermentasi, rotary composting, pemrosesan sampah masker dari DuMask Indonesia, pemrosesan plastik dengan alat pirolisis. Pada kegiatan tersebut, peserta juga mendapatkan goodie bag berisi composter bag, maggot kering, pupuk organik, dekomposer, produk minuman markisweet, dan 10 pendaftar pertama mendapatkan pot hasil olahan limbah masker DuMask Indonesia.
Sampai bertemu di Open House RINDU PIAT UGM selanjutnya, ya..