Senin (23/9), sejumlah 88 mahasiswa dan 1 dosen dari Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Sekolah Vokasi UGM berkunjung ke PIAT. Sebagai unit penunjang layanan tridharma perguruan tinggi, PIAT UGM bertugas untuk menyelenggarakan Pendidikan mengenai proses bisnis agroteknologi kepada mahasiswa di UGM. Layanan Pendidikan ini salah satunya diwujudkan dengan layanan kunjungan yang merupakan bagian dari program agroedutainment yang diselenggarakan PIAT UGM dalam rangka implementasi program untuk mewujudkan SDGs 2: Quality Education. Kunjungan mahasiswa kali ini difokuskan untuk melihat proses pengolahan sampah yang dilaksanakan di PIAT UGM.
Berita PIAT UGM
Lomba INOSI merupakan Lomba Inovasi Olahan Nasi dengan menggunakan beras varietas Gamagora 7 yang diadakan oleh PIAT UGM. Lomba INOSI (07/09) dilaksanakan untuk menjadi salah satu acara penutup dalam rangkaian kegiatan Agrifest 2024. Lomba ini diikuti oleh sejumlah 30 kelompok yang berisi 2-3 anggota di dalamnya. Peserta lomba berasal dari berbagai kalangan, seperti akademisi, mahasiswa, ibu rumah tangga, KWT, dan organisasi masyarakat lainnya. PIAT menghadirkan Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP. selaku Sekretaris Pusat Studi Pangan & Gizi UGM, Dosen FKKMK UGM, Yusmiyati, S.Gz. selaku Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik UGM, dan Chef Adisurya Satriawan (Kontestan Master Chef Indonesia Season 11) sebagai tim penilai atau juri lomba.
Perempuan memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan secara publik dan domestik. Perempuan berperan penting dalam memastikan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, serta keamanan pangan yang cukup secara kuantitas dan kualitas untuk mendukung kehidupan yang sehat. Pada tingkat komunitas, peran perempuan juga terwadahi dalam Kelompok Wanita pengorganisasian dan pengelolaan aktivitas pertanian berkelanjutan.
Pada Jumat (06/09), Talkshow Nasional Agrifest 2024 menjadi forum diskusi membahas langkah strategis yang dapat ditempuh untuk menanggulangi permasalahan ketahanan pangan di Indonesia. Sesi pertama bertajuk “Peran Strategis Perempuan dalam Ketahanan Pangan” dengan menghadirkan tiga narasumber diantaranya Diah Widuretno (Sekolah Pagesangan), Dewi Pertiwi (PT Kaleka Wana Nusantara), dan Prof.Dr.Ir Eni Harmayani, M.Sc.(Fakultas Teknologi Pertanian UGM).
Petani merupakan profesi yang dipandang sebelah mata. Kini, saatnya petani naik kelas dengan melalui pemberdayaan, penggunaan teknologi, dan inovasi. Akan tetapi, dalam prosesnya, terdapat tantangan di antaranya adalah regenerasi petani, adaptasi teknologi, dan perubahan iklim.
Talkshow Nasional Agrifest 2024 merupakan forum yang mempertemukan pakar dan praktisi, membahas topik mengenai sektor pertanian. Acara ini diselenggarakan selama dua hari dengan dua sesi berbeda di tiap harinya. Acara ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, seperti akademisi, mahasiswa, siswa, petani, kelompok wanita tani, pebisnis, dan masyarakat umum. Pada Jumat (06/09), sesi kedua talkshow berjudul “Petani Naik Kelas” menghadirkan tiga narasumber, yaitu Dwi Martuti Rahayu dari Kelompok Wanita Tani Pawon Gendhis, Didi Wijanarko dari PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa dan Andhika Mahardika dari Agradaya.
Sinergi berbagai stakeholder yaitu academic, business, community, government, dan media atau yang biasa dikenal dengan ABCGM Pentahelix sangat penting dalam menentukan langkah-langkah strategis. Melalui kolaborasi dan kemitraan, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan sistem pangan yang berkelanjutan. Talkshow Nasional Agrifest 2024 (05/09) di sesi kedua mengangkat tema kolaborasi dan kemitraan di sektor agrokompleks, dengan menghadirkan narasumber dari perusahaan nasional yakni Faisal Reza dari PT East West Seed Indonesia, Muhammad Gani dari PT Pupuk Kujang, Melinda Tunjung Wulan dari PT Kubota Indonesia, serta perwakilan masyarakat oleh Janu Riyanto dari Ketua Gapoktan Tirto Sembodo.
Ketahanan pangan menjadi salah satu isu strategis dalam pemenuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan menjadi semakin besar sebab melibatkan banyak sektor, bukan hanya pertanian tetapi juga ekonomi, sosial, hingga politik. Perbedaan cara budidaya dan jenis makanan pokok antar daerah juga mempengaruhi ketersediaan komoditas pangan yang akan dikonsumsi.
Pada Kamis (05/09), Talkshow Nasional Agrifest 2024 menjadi forum diskusi khususnya sektor pertanian yang mempertemukan para pakar dan praktisi. Forum ini membahas langkah strategis yang dapat ditempuh untuk menanggulangi permasalahan ketahanan pangan di Indonesia. Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, seperti akademisi, mahasiswa, petani, kelompok wanita tani, siswa SMK, pegiat bisnis, hingga masyarakat umum. Sesi pertama bertajuk “Menguatkan Program Ketahanan Pangan untuk Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”, menghadirkan tiga narasumber diantaranya Suharno, S.P., M.P dari Polbangtan Yogyakarta, Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P dari Fakultas Pertanian UGM, dan Wiyanto Sudarsono dari PT Pupuk Indonesia.
PIAT UGM menyadari bahwa upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim harus segera dilakukan. Kolaborasi lintas disiplin ilmu dan kemitraan multi stakeholders sangat dibutuhkan guna tercapainya cita-cita bangsa. Agrifest 2024 hadir sebagai jawaban sekaligus wadah untuk berbagai pihak mulai dari pemerintah, pelaku industri, petani, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), akademisi, serta masyarakat umum terlibat dalam mewujudkan ketahanan pangan bangsa. Diselenggarakan mulai tanggal 5 hingga 7 September 2024, Agrifest terbuka untuk umum dan memuat 13 rangkaian sub acara di dalamnya.
Pesatnya perkembangan berbagai macam teknologi pertanian, tumbuhnya era masyarakat 5.0, sistem perdagangan bebas dan global, termasuk isu perubahan iklim merupakan beberapa diantara faktor penting yang sedang terjadi di era disrupsi. Isu tersebut telah secara nyata memberi pengaruh sekaligus menjadi tantangan bagi kesuksesan program ketahanan pangan nasional, sehingga dibutuhkan kebijakan yang terukur, responsif, dan tepat agar kerentanan dalam ketahanan pangan dapat diatasi.
Pangan menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan berkelanjutan. Instrumen penting dalam mencapai prinsip ketahanan pangan yaitu pangan sebagai hak asasi, mendorong reformasi agraria, melindungi sumber daya alam, mengatasi kelaparan penduduk secara global, serta mewujudkan keadilan sosial. Ketahanan pangan pun menjadi posisi sentral dalam peningkatan produktivitas nasional, perbaikan kualitas hidup, dan keberlanjutan pembangunan bangsa.
Perkembangan dunia pertanian khususnya benih tak lepas dari peran penting kolaborasi antara lembaga pendidikan dengan industri. Berkaitan dengan itu, PIAT UGM melakukan kunjungan ke PT East West Seed Indonesia (EWINDO) pada Senin (27/5). Kunjungan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkokoh hubungan kerja sama yang telah terjalin selama enam tahun terakhir.
PIAT UGM dan EWINDO telah bekerja sama dalam pengembangan teknologi benih yang inovatif melalui Bank Genetika Sayuran yang berfungsi sebagai tempat menyimpan dan mengoleksi sumberdaya genetika sayuran di Indonesia. Sejak berdiri di 2018 silam, 570 aksesi sudah termanfaatkan oleh berbagai kalangan akademisi. Bahkan dalam kurun waktu satu tahun, Bank Genetika Sayuran telah dikunjungi lebih dari 1000 orang. “Jumlah aksesi saat ini sudah mencapai sekitar 4.000 aksesi dan PIAT masih terus berusaha untuk mengoleksi lebih masif lagi”, ungkap Alan Soffan M.Sc., Ph.D, Kepala PIAT UGM, saat membuka diskusi.
Rabu (7/2), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan dari 151 siswa kelas III dan IV SD Muhammadiyah Mutihan, Wates. Kunjungan diadakan dalam rangka memberikan pengalaman belajar yang berbeda, yang menarik siswa keluar dari kelas mereka agar dapat melihat praktiknya secara langsung. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga 10.30 WIB. Para siswa diajak berkeliling fasilitas PIAT UGM, seperti pembuatan biogas di Peternakan, budidaya maggot di Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU) dan pemeliharaan tanaman anggrek di Kebun Anggrek.