PIAT UGM menyadari bahwa upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim harus segera dilakukan. Kolaborasi lintas disiplin ilmu dan kemitraan multi stakeholders sangat dibutuhkan guna tercapainya cita-cita bangsa. Agrifest 2024 hadir sebagai jawaban sekaligus wadah untuk berbagai pihak mulai dari pemerintah, pelaku industri, petani, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), akademisi, serta masyarakat umum terlibat dalam mewujudkan ketahanan pangan bangsa. Diselenggarakan mulai tanggal 5 hingga 7 September 2024, Agrifest terbuka untuk umum dan memuat 13 rangkaian sub acara di dalamnya.
Pembukaan (05/09) dilakukan oleh Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA. selaku Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Universitas Gadjah Mada. Dalam sambutannya, Prof. Wening menyampaikan terima kasih kepada Agrifest yang telah mewadahi untuk riset-riset UGM dapat ditampilkan ke publik. “Terima kasih kepada PIAT UGM, telah memanage persoalan riset di UGM seperti Gamagora dan riset lainnya. Semoga hasil riset UGM dapat bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa UGM membutuhkan dukungan dari Kementerian Pertanian dan juga berbagai pihak sehingga dapat bersinergi serta membawa Indonesia pada kedaulatan pangan bangsa.
Pembukaan juga dihadiri oleh Zainul Azmi, S.P., M.Ec., M.SE., Ph.D selaku Koordinator Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan, Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian. Pada narasi singkatnya, disampaikan bahwa jika di tahun 2045 Indonesia ingin menjadi negara yang setara pendapatannya dengan negara maju, salah satu syaratnya adalah perekonomian negara harus tumbuh sebesar 6 hingga 7% per tahun, dan sektor pertanian harus tumbuh minimal 4,81% per tahun. Sedangkan saat ini tercatat pertumbuhan di sektor pertanian baru berada di kisaran 1,7-2% per tahun.
“Kami sangat mengapresiasi tema Agrifest, kita mengantisipasi disrupsi teknologi dan memanfaatkannya untuk ketahanan pangan nasional. Kuncinya ada di produktivitas. Peningkatan produktivitas yang berkelanjutan menjadi concern pertanian negara kita. Bukan hanya berasal dari satu input, tetapi seluruh input yang kita kenal dengan total factor productivity.” ungkap Zainul.
Kegiatan pembukaan dilanjutkan dengan membunyikan Geprak atau alat tradisional untuk mengusir hama burung secara bersama-sama dan melakukan penanaman padi Gamagora 7. Perwakilan dari UGM, Kementerian Pertanian, PT Tunas Widji Inti Nayottama, PT Pupuk Kujang, dan Kapanewon Berbah secara simbolis menanam bibit padi Gamagora 7. Antusiasme juga ditunjukkan saat para tamu undangan diajak mengunjungi demplot-demplot tanaman berbagai komoditas yang berkolaborasi dengan mitra industri. Kunjungan demplot ini sekaligus menjadi ajang untuk mengenalkan macam-macam tanaman seperti bayam, kangkung, jagung, timun, semangka, serta melon hasil inovasi para mitra industri.