[fpphotos id=1529797873903861]
Headline
[fpphotos id=1529792040571111]
[fppotos.id=1529789163904732]
[fpphotos id=1492727820944200]
KP4 UGM bersama ‘stakeholder’ di bidang pelestarian lingkungan, antara lain, Korem 072/Pamungkas, Bank BNI 46 UGM, Organisasi Green Network Indonesia (GNI) dan
pemerintah daerah memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni setiap tahunnya.
[fpphotos id=1489092257974423]
Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kec. Sukodono Kab. Sragen mengadakan Kujungan Lapangan di KP4 UGM, 22 Mei 2014 dengan peserta 100 orang
[fpphotos id=1486757838207865]
Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia DIY (POPTI) mengadakan kegiatan Family Gathering di KP4 UGM pada hari Selasa, 27 Mei 2014
[fpphotos id=1486363541580628]
Kegiatan Kunjungan Industri di KP4 UGM tersebut guna memberikan bekal dan pengetahuan yang memadai terhadap kompetensi siswa Program Studi
Keahlian Agribisnis Produksi Ternak dan memperluas wawasan terhadap lapangan kerja serta memperkenalkan siswa pada dunia kerja yang sesungguhnya.
Tahu merupakan sumber protein kedua setelah tempe bagi penduduk Indonesia. Pada saat kedelai sebagai bahan dasar tahu meningkat harganya, maka bisnis tahu yang pada umumnya dilakukan oleh industry rumah tangga mulai goyah, sehingga diperlukan efisiensi produksi untuk menyangga harga tahu agar tetap terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Produksi tahu pada umumnya dilakukan oleh industry kecil dengan cara konvensional. Proses pembuatan tahu secara konvensional pada umumnya masih menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu sebagai sumber energy panas, menggunakan proses ekstraksi panas (penyaringan dilakukan setelah bubur kedelai dimasak) yang diperkirakan memerlukan energy lebih banyak, penggumpalan dengan menggunakan batu tahu atau kecutan, serta proses pengolahannya belum terlalu memperhatikan kebersihan dan higienitas. Proses tersebut kadang-kadang menjadikan tahu berbau sangit, mudah rusak, dan tidak tahan lama, serta berasa asam. Pemasaran tahu di pasar tradisional dilakukan secara curahdengan merendam tahu pada ember/tempat lain. Cara pemasaran yang sederhana ini menyebabkan tahu cepat mengalami penurunann kualitas, ditunjukkan dengan rasa asam, berlendir, dan tidak segar