Dalam penyediaan pangan bagi bangsa, benih memegang peranan penting karena dapat meningkatkan produksi maupun produktivitas suatu komoditas. Pada komoditas padi, peningkatan produktivitas dapat diwujudkan dengan penggunaan benih padi bersertifikat. Benih bersertifikat juga dipercaya meningkatkan mutu hasil karena dapat menjadi sarana pengendali hama dan penyakit tanaman.
Hingga kini, kendala yang dihadapi petani dalam penggunaan benih bersertifikat adalah aksesibilitas dalam memperoleh benih. Atas dasar pertimbangan tersebut, PIAT UGM kemudian menginisiasi program pengabdian kepada masyarakat melalui pendampingan usaha penangkaran benih padi melalui kelompok tani. Setelah dilakukan identifikasi kesiapan kelompok, PIAT mengajak beberapa kelompok tani yang terpilih untuk berkolaborasi diantaranya adalah Kelompok Tani Makmur di Desa Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, Kelompok Tani Madurejo dan Kelompok Tani Candisingo yang keduanya terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tujuan dari program pendampingan tersebut diharapkan dapat menciptakan petani mandiri yang mampu menjadi solusi bagi petani di desa-desa sekitar dalam mendapatkan benih padi bersertifikat dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini pun sejalan dengan tujuan program SDGs terutama SDG1 (Tanpa Kemiskinan), SDG2 (Tanpa Kelaparan), dan SDG8 (Pertumbuhan Ekonomi) yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian petani. Di awal pendampingan, kelompok tani terpilih akan mendapatkan bantuan benih padi varietas tertentu mengikuti pola tanam yang dilakukan di PIAT UGM.