• Tentang UGM
  • Portal Akademika
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada UNIVERSITAS GADJAH MADA
PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI
  • TENTANG PIAT
    • Profil Pusat Inovasi Agroteknologi
    • Visi, Misi, dan Budaya Pusat Inovasi Agroteknologi
    • STRUKTUR
  • LAYANAN
    • MAGANG/PKL
    • PRAKTIKUM
    • PENELITIAN
    • KUNJUNGAN
    • PELATIHAN
  • FASILITAS
    • ASRAMA RUSUN
    • EDUGARDEN
    • EMBUNG
    • MEETING ROOM
    • CAFE PAWON SEMAR
  • BIDANG UNGGULAN
    • Seed & Rice Production
    • Waste Management
    • Sustainable Fisheries
    • Smart Livestock
    • Smart Farming
      • Genetic Bank
    • Plantation and Bio Pharmacy
    • Agroprocessing Unit
    • Agroedutainment
    • Nutrifresh
      • Laman Belanja Nutrifresh
  • PRODUK UNGGULAN
  • Beranda
  • Headline
  • Aplikasi Teknologi Tepat Guna Produksi Tahu Pasteurisasi yang aman dan Awet

Aplikasi Teknologi Tepat Guna Produksi Tahu Pasteurisasi yang aman dan Awet

  • Headline
  • 13 Mei 2014, 14.54
  • Oleh:
  • 1

Tahu merupakan sumber protein kedua setelah tempe bagi penduduk Indonesia. Pada saat kedelai sebagai bahan dasar tahu meningkat harganya, maka bisnis tahu yang pada umumnya dilakukan oleh industry rumah tangga mulai goyah, sehingga diperlukan efisiensi produksi untuk menyangga harga tahu agar tetap terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Produksi tahu pada umumnya dilakukan oleh industry kecil dengan cara konvensional. Proses pembuatan tahu secara konvensional pada umumnya masih menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu sebagai sumber energy panas, menggunakan proses ekstraksi panas (penyaringan dilakukan setelah bubur kedelai dimasak) yang diperkirakan memerlukan energy lebih banyak, penggumpalan dengan menggunakan batu tahu atau kecutan, serta proses pengolahannya belum terlalu memperhatikan kebersihan dan higienitas. Proses tersebut kadang-kadang menjadikan tahu berbau sangit, mudah rusak, dan tidak tahan lama, serta berasa asam. Pemasaran tahu di pasar tradisional dilakukan secara curahdengan merendam tahu pada ember/tempat lain. Cara pemasaran yang sederhana ini menyebabkan tahu cepat mengalami penurunann kualitas, ditunjukkan dengan rasa asam, berlendir, dan tidak segar

Masih banyak produsen tahu yang merendam tahu dengan larutan formalin untuk memperpanjang masa simpan. Produsen dan konsumen membutuhkan tahu yang dapat bertahan lebih dari satu hari tanpa perubahan fisik maupun sensoris, sehingga sering diberi pengawet. Penggunaan bahan kimia sebagai pengawet sudah umum dilakukan, namun bahan pengawet yang digunakan harus bersifat aman dan efektif untuk mengurangi dan mengendalikan pertumbuhan bakteri pathogen dan pembusuk makanan. Beberapa jenis pengawet yang dinyatakan aman, tetapi penggunaannya juga harus disesuaikan dengan karakteristik produk pangannya.

Pasteurisasi adalah proses pemanasan untuk mematikan bakteri pathogen sehingga bahan makanan aman dikonsumsi. Tahu yang jumlah bakterinya rendah dan dibantu dengan penyimpanan suhu dingin dapat menekan pertumbuhan bakteri dalam tahu sehingga kerusakan tahu lambat dan masa simpannya menjadi lama.

Pada proses pembuatan tahu ini digunakan aplikasi teknologi tepat guna produksi tahu “pasteurisasi” menggunakan uap yang dihasilkan oleh steam boiler, sehingga dihasilkan tahu yang aman dan awet.

Tinggalkan Balasan ke Priyanto Agung Nugroho, ak Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Komentar (1)

  1. Priyanto Agung Nugroho, ak 11 tahun lalu

    Salam Kenal
    Saya ingin memulai usaha tahu, tapi belum ada pengalaman, apakah kp4 meyelenggarakan pelatihan, dari awal produksi sampai proses pemasaran. Terimakasih

    Reply
Universitas Gadjah Mada

Pusat Inovasi Agroteknologi
Universitas Gadjah Mada
Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 55573, Indonesia
piat@ugm.ac.id
@piat.ugm
+62 (274) 497717
+62 (274) 497717
+62 (274) 6491406  (VOIP)

 

 

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY