Staff Non-Alligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) mengunjungi kantor Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, Rabu (27/3) pagi dalam rangka penandatanganan kontrak kerja sama antara NAM CSSTC dengan Fakultas Teknik UGM. NAM CSSTC yang berkantor pusat di Jakarta ini memiliki visi memperkuat kapasitas nasional dan kemandirian kolektif negara-negara berkembang. Sejak didirikan pada tahun 2001, NAM CSSTC telah menggandeng sebanyak 120 negara yang tersebar di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Karibia serta Eropa. Kunjungan kali ini melibatkan delapan orang, sejumlah enam orang perwakilan NAM CSSTC dan dua orang perwakilan dari dosen Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM.
Kegiatan pagi itu diawali dengan sambutan pimpinan kepala Dr. Ir. Taryono, M.Sc. didampingi oleh Chandra Wahyu Purnomo,S.T.,M.E.,M.Eng.,D.Eng., selaku sekretaris serta beberapa Tim Manajemen PIAT UGM. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan menonton video mengenai aktivitas-aktivitas yang menjadi program utama yang dilakukan di kantor ini. Program-program tersebut dikategorisasikan menurut tiga bidang kerja yang meliputi Bidang Pengelolaan Sumber Daya Pangan Berkelanjutan, Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Berkelanjutan, dan Sub Bidang Pendukung.
Rombongan selanjutnya menyambangi Bank Genetika yang merupakan salah satu wadah dimana PIAT UGM mengembangkan varietas unggulan untuk kedaulatan pangan Indonesia. Acara yang dihadiri pula oleh Duta Besar Kementerian Luar Negeri, Diar Nurbintoro ini mengundang tanya baginya. “Para petani jelas akan memilih benih-benih hasil persilangan genetik yang menghasilkan produk sayuran maupun buah-buahan yang berkualitas lebih tinggi, dibandingkan benih-benih asli (yang berasal dari alam). Hal demikian jelas akan membuat benih-benih asli tersebut tidak terpakai lagi alias punah, bukan?”, tanyanya. Namun, anggapan tersebut ditepis oleh Rr Rahmi Sri Sayekti, SP.,M.Sc selaku penanggung jawab Bank Genetika. Rahmi menjelaskan bahwa benih-benih asli yang berasal dari alam akan tetap eksis karena benih tersebut memberikan sumbangsih terutama pada tahap awal proses persilangan gen. Varietas yang dihasilkan dari proses tersebut merupakan varietas-varietas unggulan yang diharapkan memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap berbagai perubahan kondisi alam, seperti cuaca dan iklim.
Pada kesempatan penutup, H.E. Mr. Ronny Prasetyo Yuliantoro selaku Direktur NAM CSSTC menuturkan varietas-varietas unggulan tersebut diharapkan tidak hanya dimanfaatkan oleh petani-petani Indonesia saja, tetapi juga dapat diekspor ke negara-negara dengan komoditi unggulan pada bidang pertanian namun memiliki perubahan kondisi alam yang cukup ekstrim. “Negara-negara di benua Afrika seperti Afrika Selatan, Namibia, atau Tanzania yang memang sudah bekerjasama di bidang pertanian dengan Indonesia, juga akan mendapatkan manfaat yang sangat besar dari program Bank Genetik ini”, tuturnya.