Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berkomitmen untuk menjadi kampus swakelola sampah sejak tahun 2017 diawali dengan inisiasi pembentukan Indonesia Solid Waste Forum (ISWF). Upaya untuk mewujudkan kampus swakelola sampah ini merupakan bagian dari komitmen UGM untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs). Fasilitas pengolahan sampah UGM berada di kawasan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT), Kalitirto, Berbah, Sleman yang dinamakan dengan Rumah Inovasi Daur Ulang atau yang lebih dikenal dengan Rindu. Rindu yang awalnya bernama Laboratorium Daur Ulang Sampah (LDUS) dibangun pada tahun 2010-2011 atas bantuan dari Kementerian PUPR sebagai TPST UGM. Dengan perubahan nama menjadi Rindu diharapkan fasilitas pengolahan sampah ini selalu dirindukan oleh orang yang pernah mengunjungi dan berkegiatan di dalamnya.
Sesuai dengan fungsi layanan tridharma (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) yang dimiliki oleh PIAT, Rindu juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi pengolahan sampah dan limbah. Setiap tahunnya sebelum masa pandemi Covid-19, lebih dari 1000 orang dari berbagai wilayah di Indonesia berkunjung ke Rindu untuk mempelajari metode pengolahan sampah. Pengunjung tersebut ada yang berasal dari Palangkaraya, Lampung, Lembang, Magelang, Sleman, bahkan dari luar negeri seperti Filipina dan Vietnam. Pengolahan sampah yang dilaksanakan dimulai dari pemilahan; pengolahan sampah organik melalui pengomposan, pembuatan pupuk cair, biokonversi maggot BSF; pengolahan sampah anorganik melalui proses pirolisis, hidrothermal, pembuatan batako plastik; hingga pemrosesan akhir sampah melalui insinerasi. Pengolahan sampah ini merupakan upaya UGM untuk mencapai SDG 12 – Responsible Consumption and Production.
Guna memperluas informasi mengenai upaya pengolahan sampah, untuk pertama kalinya di masa pandemi Covid-19, PIAT mengadakan open house untuk pengenalan Rindu. Kegiatan ini gratis, tidak dipungut biaya sehingga masyarakat memperoleh kemudahan untuk belajar pengolahan sampah serta berjejaring dengan peserta lainnya. Sejumlah 75 peserta dari perguruan tinggi, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, bank sampah, pencinta alam, maupun kelompok pemerhati lingkungan lainnya bergabung dalam open house kali ini.
Open house dimulai dengan sesi presentasi dari Dr. Chandra Wahyu Purnomo selaku sekretaris PIAT sekaligus dosen dan ahli pengelolaan sampah dan limbah dari Fakultas Teknik UGM. Dalam materi ini dipaparkan bahwa permasalahan sampah muncul akibat paradigma pengelolaan sampah sebatas kumpul-angkut-buang. Paradigma lama ini menyebabkan sampah lebih banyak ditumpuk saja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan menghasilkan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Paradigma tersebut sudah seharusnya bergeser menjadi paradigma baru diawali dengan pemilahan sampah, pengolahan sampah mulai dari sumber, pengurangan sampah, penanganan sampah, hingga pemrosesan akhir sehingga kata buang tidak lagi muncul dalam pengelolaan sampah dan mengarah pada penerapan ekonomi sirkuler. Pengelolaan sampah yang baik dalam suatu kota dapat dicapai melalui desentralisasi pengolahan sampah organik dan sentralisasi pengolahan sampah anorganik.
Setelah materi dipaparkan, dilanjutkan dengan sesi diskusi, tanya jawab, dan berbagi informasi serta pengalaman dalam pengelolaan sampah yang telah dilakukan oleh peserta dalam kesehariannya. Setelahnya, peserta menuju Rindu untuk melihat proses pengolahan sampah baik organik maupun anorganik. Dengan adanya kegiatan ini peserta memperoleh informasi penting mengenai fasilitas pengolahan sampah yang seharusnya juga diinformasikan kepada masyarakat luas. Selain itu juga diperoleh informasi dari peserta bahwa masyarakat memerlukan aneka macam tutorial pembuatan teknologi sederhana untuk pengolahan sampah. Diharapkan setelah pelaksanaan open house ini dapat terbentuk hub untuk jejaring pengelolaan sampah yang bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan sampah. Peserta yang tergabung juga telah berkomitmen untuk memulai pengolahan sampah dari lingkup terkecil dalam kesehariannya serta menyebarluaskan informasi mengenai teknologi pengolahan sampah secara sederhana yang diperoleh setelah mengikuti Open House ini.