Rabu (8/6) Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Agenda ini ditujukan untuk pembekalan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan ditempatkan di daerah-daerah potensial yang dapat dikembangkan di Indonesia.
Sebanyak 100 ASN yang dibagi menjadi dua tim mengikuti pemberian materi di kelas dan kunjungan lapangan secara bergantian. Materi disampaikan oleh Dr. Ir. Taryono, M.Sc., selaku Kepala PIAT UGM dan Ir. Chandra Wahyu Purnomo, S.T, M.Eng. D.Eng, IPM selaku sekretaris PIAT UGM.
Materi sesi pertama diberikan oleh Dr. Taryono membahas mengenai inovasi teknologi pertanian di daerah transmigrasi. Dr. Taryono mengungkapkan bahwa aktivitas transmigrasi yang sudah ada sejak tahun 1900-an berbeda dengan abad 21 di mana daerah transmigrasi diharapkan menjadi pusat ekonomi baru.
“Kalau dulu transmigrasi berbekal benih, cangkul, dan sabit, sekarang harus dibekali dengan teknologi dan pengelolaan yang baik. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana transmigran tidak kembali pulang, maka kesejahteraan mereka harus dipikirkan,” tuturnya.
“Bagaimana kita memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lokasi tersebut semaksimal mungkin, kemudian pemasaran harus dikembangkan secepatnya. Inilah bedanya linear ekonomi dan sirkular ekonomi,” ucap Taryono.
Sementara itu, tujuan pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga pilar, yakni lingkungan, sosial, dan ekonomi. “Namun, biasanya kita terlalu mementingkan ekonomi, padahal ekonomi dan sosial akan terdampak jika aktivitas manusia mengakibatkan kerusakan lingkungan,” ungkap Chandra.
Kemudian, agenda dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, bidang perikanan dan tata kelola air, Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU), serta bidang peternakan dan kesehatan hewan.