Padi merupakan komoditas strategis dan menjadi Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020-2024. Peningkatan Produksi padi perlu terus ditingkatkan seiring dengan proyeksi laju pertumbuhan penduduk. Beberapa peluang yang dapat dilakukan adalah peningkatan luas tambah tanam (panen) dan peningkatan produktivitas. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang disertai dengan penerapan teknologi lainnya, diyakini dapat berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan mutu hasil komoditas tanaman pangan.
PIAT UGM memproduksi benih padi bersertifikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Benih padi bersertifikat memiliki kualitas yang unggul sehingga petani mendapat jaminan kualitas benih yang akan ditanam. Kegiatan pengabdian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi petani setelah menanam benih padi bersertifikat yang diproduksi oleh PIAT UGM.
Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat, PIAT UGM menyediakan benih padi bersertifikat dan pupuk organik (Gamanik) bagi petani. Benih bersertifikat yang dibagikan untuk masyarakat yaitu varietas Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 32 label ungu. Varietas benih tersebut yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat karena potensi hasilnya yang tinggi mencapai 8,5 ton per hektar. Penyerahan benih ke kelompok tani menyesuaikan dengan masa tanam kelompok yang dilakukan di awal musim hujan yaitu bulan Oktober hingga November. Penyerahan benih padi dan pupuk organic Gamanik dilakukan kepada 7 kelompok tani yaitu, Kelompok Tani Karang Kalasan, Kelompok Tani Dadapan Tanjung, Kelompok Tani Madurejo, Kelompok Tani Ngudi Rahayu Lendah, Kelompok Tani Prambanan, Kelompok Tani Sumber Lor, dan Kelompok Tani Godean.
Kegiatan lanjutan setelah penyerahan benih dan pupuk kompos adalah pelatihan dan pendampingan budidaya Padi sehingga petani dapat mengoptimalkan hasil produksi tanaman padi. Pelatihan budidaya padi ditekankan pada pengendalian hama dan penyakit tanaman padi secara terpadu. Teknologi yang diterapkan dalam pengendalian hama dan penyakit secara terpadu yaitu penggunaan varietas tahan dan penyakit, budidaya dan pola tanam, pengendalian secara fisik, pengendalian secara biologi, pengendalian secara kimia, monitoring, dan karantina.
Melalui kegiatan ini, PIAT UGM berharap dapat menciptakan dampak positif bagi pertanian lokal, pertani, dan masyarakat wilayah pengabdian setempat. Sehingga, kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi dengan masyarakat lokal dapat terbangun, kualitas pangan, pendapatan, dan kemandirian pun dapat meningkat.