Wiwitan merupakan salah satu ritual yang dilakukan masyarakat Jawa sebelum masa panen padi dilakukan. Tradisi wiwitan ini merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Namun dalam perkembangannya, tradisi ini mulai ditinggalkan karena perubahan zaman dan arus informasi yang bergerak cepat.
Sebagai salah satu upaya dalam melestarikan budaya, PIAT UGM melakukan upacara wiwitan pada Senin (13/2) sebelum melakukan panen padi varietas Inpari 32 yang akan diolah menjadi benih sebar label ungu.
“Wiwitan ini sebagai bentuk rasa syukur karena setelah melewati proses budidaya padi, kita bisa sampai di waktu panen pagi ini”, ucap Dr. Siwi Indarti, M.P selaku Kepala Bidang Pelayanan Akademik PIAT UGM.
Panen padi varietas Inpari 32 ini merupakan panen padi pertama di tahun 2023. Gabah kering panen nantinya akan diolah menjadi benih yang siap dijual ke petani di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Di tahun 2022, PIAT UGM berhasil memproduksi benih sebanyak 25 ton dengan sebaran wilayah Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Klaten, dan Sragen. Varietas benih yang diusahakan yaitu Inpari 32, Inpari 42, Ciherang, dan IR 64. Meningkatnya jumlah permintaan benih unggul bersertifikat, membuat PIAT UGM terus berupaya untuk menambah luasan lahan melalui sistem kemitraan dengan petani di sekitar Kapanewon Berbah dan wilayah lainnya.
Setelah sambutan, kegiatan wiwitan dilanjutkan doa bersama seluruh pimpinan dan staf. Kegiatan wiwitan ditutup dengan melihat proses panen padi Inpari 32 menggunakan combine harvester.