Kamis (14/12), Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM menerima kunjungan dari Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Boyolali. Dalam rangka mendukung Forum Litbang se-Subosukawonosraten Tahun 2023, PIAT UGM memfasilitasi kegiatan audiensi untuk 30 orang dari 7 kabupaten/kota se-Subosukawonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten). Audiensi bertujuan untuk memperkuat wawasan mengenai inovasi pertanian berbasis integrated farming dengan mengedepankan ekonomi yang berdasarkan inovasi teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi sumber daya energi.
“Kami (anggota forum) ingin belajar mengenai agroteknologi dan kami merasa PIAT merupakan salah satu best practice karena telah memberikan beberapa contoh inovasi, misalnya pengolahan sludge dan limbah kampus di Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU) UGM,” jelas Kasubbag Umum dan Kepegawaian BP3D Kabupaten Boyolali, Noorliani Rustanti, S.STP., MAP.
Noorliani kemudian menyebutkan empat poin pembahasan yang perlu diperhatikan selama sesi diskusi berlangsung. Pertama, pembelajaran best practice sehingga mampu mengaplikasikan ilmu baru yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat daerah. Kedua, pertukaran pengalaman ketika mengunjungi PRTPP BRIN Gunung Kidul. Ketiga, pengadopsian metode untuk penanganan pascapanen dari hasil alam Kabupaten Boyolali yang potensial. Keempat, fokus topik seputar pascapanen dan pemasaran, peternakan dan kesehatan hewan, serta energi dan pengolahan limbah.
Menanggapi empat poin di atas, Alan Soffan, S.P., M.Sc., Ph.D., selaku Kepala PIAT UGM, menggarisbawahi ide pengembangan fungsi Tri Dharma PIAT UGM sebagai destinasi wisata One Stop Tourism berbasis edutainment sebagai salah satu best practice. Wisata ini berbentuk satu kawasan tertentu yang memungkinkan lebih dari satu aktivitas dapat dilakukan sekaligus. Aktivitas tersebut berupa proses pembelajaran yang dikombinasikan dengan hiburan sehingga pengunjung mendapatkan pengetahuan baru tanpa harus merasa jenuh. Beberapa upaya PIAT UGM untuk mencapai ide tersebut misalnya (1) penataan kawasan PIAT UGM bersama jejaring piat, (2) hilirisasi dengan melakukan penetrasi produk ke masyarakat, (3) membangun fondasi Internet of Things (IoT) dan big data, serta (4) membangun konsep wisata agro dengan tren pariwisata healing sehingga dapat membangun keterikatan pengunjung dengan aspek-aspek pertanian.
“Inovasi itu mengikuti perkembangan teknologi, sehingga perlu dijangkau tidak hanya temporal tetapi juga spasial agar masyarakat dapat merasakan dampaknya,” tegas Kepala PIAT UGM.
Selanjutnya, audiensi diikuti oleh kegiatan mengelilingi fasilitas PIAT UGM, seperti Ruang Produksi Pasca Panen, gudang penyimpanan benih, Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU). Kunjungan diakhiri dengan acara makan siang bersama di Cafe Pawon Semar PIAT UGM.