Penurunan produksi padi di Indonesia diakibatkan adanya fenomena perubahan iklim global (el-nino dan la-nina) dan pengalihan fungsi lahan sawah ke non-sawah (96.512 ha/tahun). Untuk menjawab tantangan tersebut maka Fakultas Pertanian dan Pusat Inovasi Agroteknologi UGM berkomitmen untuk merakit paket teknologi budidaya padi intensif berkelanjutan sesuai dengan prinsip Smart Eco-Bioproduction.
Salah satu teknologi unggulan adalah “Perakitan Varietas Padi ‘Amphibi’ Berdaya Hasil Tinggi dan Adaptif terhadap Perubahan Iklim. Perakitan varietas padi yang tahan terhadap perubahan iklim menjadi strategi penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim pada pertanian. Istilah ‘amphibi’ dipakai karena padi yang dirakit dapat ditanam di berbagai kondisi yaitu sawah dan tadah hujan dengan produktivitas sama baiknya. Selain itu, perakitan kultivar padi ‘amphibi’ diproyeksikan untuk mengatasi produktivitas relatif rendah di lahan sub-optimal. Lahan sub-optimal umumnya memiliki masalah agronomi, fisiologi, baik secara fisik lahan, tata air, maupun hama penyakit.
Perakitan padi ‘amphibi’ ini diketuai oleh Dr. Ir. Taryono, M.Sc dari Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UGM sekaligus Ketua Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM.
“Saat ini kami sedang melakukan uji multilokasi terhadap 10 galur harapan padi gamagogo rancah (gamagora) di 14 lokasi yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan NTB untuk persiapan pelepasan varietas”, ujar Dr. Panjisakti Basunanda, S.P., M.P. selaku perwakilan dari Peneliti Padi Gamagora.
Padi ‘Amphibi’ Gamagora akan menjadi temuan penting yang dapat mendukung pengayaan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan kultivar padi sawah unggul. Penelitian ini pun sesuai dengan nilai-nilai ke-UGM-an yang terus ditumbuhkembangkan khususnya dalam membangun pro poor technology. Selain dapat meningkatkan produktivitas dan memperluas kapasitas pertanian nasional, kemampuan Gamagora yang dapat beradaptasi dengan perubahan iklim diharapkan mampu mengurangi resiko kelaparan akibat kegagalan panen.
Apabila padi Gamagora berhasil dilepas oleh Kementerian Pertanian dan nantinya banyak dibudidayakan oleh petani, maka pelepasan padi Gamagora merupakan prestasi UGM dalam mendukung swasembada pangan nasional khususnya beras.