Selasa (12/11), sejumlah 270 siswa dan 30 guru dari SMPN 7 Surakarta mengunjungi kebun 1 PIAT UGM di Kalitirto, Berbah, Sleman. Layanan kunjungan ini merupakan bagian dari program agroedutainment yang diselenggarakan PIAT UGM dalam rangka implementasi program untuk mewujudkan SDGs 2: Quality Education. Siswa dan guru peserta kunjungan ini berkesempatan untuk melihat penerapan konsep pertanian sirkuler (circular farming) di PIAT UGM. Konsep pertanian sirkuler ini menghubungkan antar bidang kerja yang ada sehingga hasil samping yang dihasilkan dari proses produksi dapat dimanfaatkan kembali untuk masuk ke system. Peserta kunjungan dibagi menjadi 3 kelompok agar dapat memperoleh informasi lebih komprehensif di 3 bidang yang dikunjungi yaitu energi dan pengelolaan limbah, pertanian organik, serta kebun anggrek.
Salah satu bidang kunci untuk pelaksanaan pertanian sirkuler di PIAT merupakan bidang energi dan pengelolaan limbah yang mengoperasikan unit pengolahan sampah Bernama Rumah Inovasi Daur Ulang (Rindu). Di fasilitas ini siswa dan guru SMPN 7 Surakarta memperoleh informasi mengenai proses pengelolaan sampah yang dilakukan di kampus UGM hingga sampah tersebut diolah di PIAT. Peserta kunjungan diedukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah mulai dari sumber seperti pemilahan sampah serta memprioritaskan pengolahan sampah organik. Hal ini merupakan upaya untuk mencapai SDGs 13: Climate Action dengan mencegar sampah organik masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) agar tidak menambah emisi gas metana yang merupakan gas rumah kaca. Peserta melihat proses biokonversi sisa makanan menggunakan maggot lalat hitam (Black Soldier Fly). Sisa makanan merupakan jenis sampah terbanyak yang dihasilkan di Indonesia. Melalui proses biokonversi ini sisa makanan diubah menjadi maggot yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ayam maupun ikan. Sisa prosesnya yaitu kasgot (bekas maggot) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman, Proses ini merupakan Gambaran pertanian sirkuler yang telah diterapkan di PIAT.
Di Rindu peserta juga diperlihatkan proses pemilahan dan pencacahan sampah yang masih tercampur. Proses pemilahan yang cukup sulit ini sehingga diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada peserta mengenai pentingnya pemilahan sejak dari sumber sampah untuk mempermudah proses pengolahan sampahnya. Peserta juga ditunjukkan proses pengomposan sebagai proses pengolahan sampah organik yang sederhana dan mudah untuk dipraktikkan. Kompos yang dihasilkan juga sangat penting untuk menjaga kesuburan tanah.
Setelah melihat proses pengolahan sampah, peserta melanjutkan kunjungan di lahan pertanian organik. Proses budidaya tanaman secara organik ini memanfaatkan kompos dan juga pupuk organik yang dihasilkan di Rindu. Pemberian kompos secara rutin akan menjaga kesuburan tanah dalam jangka waktu lama. Peserta diperkenalkan pada cara budidaya tanaman secara organik, pembuatan pupuk organik, serta proses pembuatan pestisida nabati. Kemudian kunjungan dilanjutkan ke kebun anggrek PIAT UGM untuk melihat koleksi anggrek species maupun anggrek hibrida yang ada. Di akhir kunjungan, peserta beristirahat di kantin sehat PIAT UGM yaitu Pawon Semar dan menikmati minuman segar Markisweet yang terbuat dari sari buah markisa asli. Outing class yang dilaksanakan di PIAT UGM ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa maupun guru untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah mulai dari sumber serta lebih memahami alur produksi bahan pangan yang dikonsumsi.