Lebih dari 50% sampah yang ada di Indonesia adalah sampah organik yang mudah busuk salah satunya adalah sampah sisa makanan atau food waste. Sampah organik atau limbah makanan berasal dari berbagai sumber seringkali langsung digunakan sebagai pakan ternak tanpa dilakukan sterilisasi sehingga beresiko menularnya penyakit manusia ke hewan dan sebaliknya. Di samping food waste, limbah organik yang cukup pelik dihasilkan oleh industri peternakan berupa kotoran hewan (kohe). Industri peternakan ayam dewasa ini berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.
Berita PIAT UGM
Berdasarkan data tahun 2021, Kota Yogyakarta menghasilkan timbulan sampah sebesar 298,87 ton/hari. Sesuai dengan target yang ditetapkan Pemerintah Pusat dalam Jakstranas, pada tahun 2025 penanganan sampah harus tercapai sebesar 70% sedangkan pengurangan sampah tercapai 30%. Kota Yogyakarta masih harus mengejar target pengurangan sampah hingga dapat memenuhi target Jakstranas.
Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pemrosesan akhir sampah sudah seharusnya diganti dengan paradigma baru yang mengelola sampah mulai dari sumbernya. Dalam paradigma baru ini sampah juga dipandang sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Pengelolaan sampah perlu pendekatan komprehensif dari hulu sejak sampah belum dihasilkan hingga ke hilir setelah sampah dihasilkan. Keterbatasan lahan di Kota Yogyakarta untuk pengelolaan sampah memerlukan sinkronisasi antar program kegiatan salah satunya dengan mengkaji kemungkinan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) untuk menjalankan fungsi terpadu pengelolaan sampah. Kajian ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta bersama dengan Pipit Noviyani, S.Si. sebagai tenaga ahli dari PIAT UGM.
Jumat (11/11) PIAT UGM mendapatkan kunjungan dari Majelis Senat Akademik 16 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (MSA PTN-BH) di seluruh Indonesia. Masing-masing PTN-BH diwakili oleh Ketua Senat Akademik, Sekretaris Senat Akademik, dan Wakil Rektor. Kunjungan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Rapat Pleno MSA PTN-BH yang berlangsung selama dua hari di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Peserta kunjungan mengunjungi beberapa spot yang ada di PIAT UGM, yaitu Rumah Pemotongan Ayam, Rumah Inovasi Daur Ulang, dan Bank Genetika Sayuran untuk melihat secara langsung kegiatan operasional yang berjalan di tempat-tempat tersebut. Kegiatan kunjungan diakhiri dengan ramah tamah di pendopo PIAT UGM. Peserta kunjungan disuguhkan dengan hidangan berupa produk makanan dan minuman olahan yang dihasilkan oleh PIAT, seperti Singkongku, Getukku, Wedang Uwuh, Gilegrass, dan Rosegar (minuman rosella).
Pembangunan agrowisata di Indonesia menunjukkan peningkatan dengan adanya preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan kunjungan wisata ke obyek wisata yang menyuguhkan udara segar, pemandangan indah, pengenalan tanaman langka, maupun pengolahan porduk spesifik secara tradisional maupun modern. Kecenderungan tersebut membuka peluang bagi pengembangan produk agro baik dalam bentuk kawasan maupun produk pertanian yang memiliki daya tarik spesifik. PIAT UGM yang dulunya bernama Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) telah merintis pembentukan kebun koleksi tanaman langka sejak tahun 2010. Kebun koleksi ini berada di petak blok 2B dengan luas sekitar 1 hektar yang diharapkan dapat dikembangkan sebagai salah satu daya tarik agrowisata PIAT.
Padi merupakan komoditas strategis dan menjadi Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020-2024. Peningkatan Produksi padi perlu terus ditingkatkan seiring dengan proyeksi laju pertumbuhan penduduk. Beberapa peluang yang dapat dilakukan adalah peningkatan luas tambah tanam (panen) dan peningkatan produktivitas. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang disertai dengan penerapan teknologi lainnya, diyakini dapat berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan mutu hasil komoditas tanaman pangan.
Widyawisata merupakan kunjungan petani secara berkelompok ke suatu tempat untuk melihat keberhasilan pertanian di tempat yang dituju. Hal tersebut yang dilakukan oleh Kelompok Tani Rukun Tani, Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, saat berkunjung ke PIAT UGM (22/9) yang lalu. 30 Peserta kunjungan melihat dan berinteraksi secara langsung dengan staf PIAT di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pengolahan limbah, serta pasca panen dan pemasaran.
Saat di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, para peserta diajarkan untuk membuat pestida organik dari rempah-rempah untuk mengatasi hama di lahan sayuran, mengingat sebagian besar anggota dari kelompok tani juga mengusahakan tanaman sayuran, terutama kangkung, bayam, sawi, di usaha tani mereka. Staf juga menghimbau untuk mengurangi penggunaan pestisida anorganik demi terciptanya pertanian berkelanjutan dan keamanan pangan bagi konsumen.
Sejak tahun 2008, UGM sepakat mendukung program ketahanan pangan Namibia melalui kerjasama dengan University of Namibia (UNAM). Selaras dengan kerjasama tersebut, pada tahun 2019 UNAM sepakat menjadikan Ogongo Campuss di bagian utara Namibia sebagai Twin Center PIAT UGM yaitu Agricultural Innovation Training Center. Sebagai upaya untuk membagikan informasi seputar pertanian di Indonesia dan Namibia, PIAT juga telah menyelenggarakan International Webinar dengan tajuk Food Security: Good Seed Quality of High Yielding Varieties pada tanggal 7 Oktober 2021. Webinar ini melibatkan narasumber Dr. Ir. Taryono, M.Sc dari UGM; Ir. Glen Pardede, MBA dari East West Seed Indonesia; Prof. Dr. Rhoda Birech dan Dr. Simon Awala dari University of Namibia. Kegiatan-kegiatan ini merupakan upaya untuk mewujudkan keberlanjutan sebagaimana tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu SDG 2 – Zero Hunger.
Tidak terasa kehadiran UGM di Namibia tahun 2022 akan segera berakhir. Satu tenaga ahli teknis UGM akan segera meninggalkan Windhoek, Ibu kota Namibia, untuk kembali ke tanah air di hari ini (Senin, 19/9). Ir. Pranowo Singgihsandjojo merupakan tenaga ahli bidang kultur jaringan yang berafiliasi dengan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM bertugas untuk menghidupkan kembali laboratorium penelitian khususnya laboratorium budidaya jaringan yang hampir 15 tahun tidak dimanfaatkan. Keberangkatannya di bulan Juni lalu bersama dengan Dr. Ir. Taryono, M.Sc selaku Kepala PIAT UGM yang turut serta memberikan pelatihan di sana selama dua minggu lamanya. Selama tiga bulan menetap di Namibia, Pranowo tinggal di kampus Ogongo, University of Namibia (UNAM) yang terletak di bagian utara Namibia.
PIAT UGM berkolaborasi dengan PT. Daur Ulang Indonesia dan Resikplus menyelenggarakan Workshop Olah Sampah Tuntas Menuju Zero Waste pada tanggal 23-25 Agustus 2022 di Yogyakarta. Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh Penutupan TPA Regional Piyungan selama lima hari pada bulan Mei 2022 yang mengakibatkan munculnya luapan tumpukan sampah di banyak titik dan muncul pemberitaan Jogja Darurat Sampah. Sampah telah menjadi permasalahan nasional tidak hanya di Yogyakarta sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif. Pelatihan Pengelolaan Sampah Dasar ini dapat menjadi titik awal untuk memperkuat komitmen pelaku pengelolaan sampah dalam menyelesaikan masalah sampah untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.
Rangkaian kegiatan workshop pengelolaan sampah dasar telah selesai diselenggarakan (25/08). Sebagai penutup, PIAT mengajak para peserta workshop untuk melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi pengolahan sampah yang ada di Bantul seperti TPS Kasongan, Bank Sampah Gemah Ripah, dan TPS3R Panggungharjo.
Perjalanan diawali dengan berkunjung ke TPS Kasongan, Bantul. Didampingi oleh Bayu Imamtoko dari Resikplus, peserta workshop melihat proses pengolahan sampah dari mulai sampah datang, dipilah, dan dicacah menggunakan mesin cacah. Ada pula petugas TPS yang memilah sampah organik yang nantinya dijadikan pakan untuk maggot BSF. Peserta juga berkesempatan mendatangi lahan khusus yang dimanfaatkan untuk pengomposan yang berada tepat di belakang lokasi TPS.