Kamis (3/9) Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM) diwakili oleh Dr. Ir. Taryono, M.Sc. selaku Kepala PIAT UGM menandatangani Perjanjian Kerja Sama untuk Kegiatan Pengelolaan Sampah Desa dengan Pemerintah Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Uke Fransiska, S.H. selaku Kepala Desa. Penandatangan perjanjian ini juga dihadiri oleh Sekretaris PIAT UGM, Sekretaris Camat Baki dan jajaran pemerintah desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pemdes Gentan melalui perwakilan Badan Permusyawaratan Desa, Didik Haryono mulai melakukan kontak ke PIAT UGM pada tanggal 8 Juli 2020. Setelahnya dilakukan kunjungan oleh perwakilan Pemdes dan BPD untuk melihat proses pengolahan sampah di Rumah Inovasi Daur Ulang (Rindu) PIAT UGM. Diskusi-diskusi mengenai pengelolaan sampah terus berlanjut hingga disepakati untuk menjalin kerjasama dengan PIAT UGM dalam rangka mewujudkan Desa Gentan sebagai pionir desa swakelola sampah di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Rilis Berita
Ketahanan pangan rumah tangga khususnya di masyarakat perkotaan saat pandemi COVID-19 merupakan hal yang sangat penting untuk diwujudkan. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya keterbatasan dan terganggunya penyediaan bahan pangan dari pelaku budidaya yang tinggal di desa akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah.
Banyak masyarakat perkotaan yang mulai menyadari pentingnya mengonsumsi hasil pertanian sehat melalui budidaya. Kesadaran tersebut rupanya juga tumbuh dan membuat masyarakat wilayah Kricak, Kecamatan Tegalrejo membentuk kelompok tani “Ngremboko”. Kelompok tani ini telah berdiri sejak tahun 2015 dan salah satu kegiatan yang terus menerus dilakukan adalah melakukan budidaya sayur di lahan terbatas maupun lorong-lorong jalan. Kegiatan tersebut membuat mereka menyebutnya sebagai Kampung Sayur dan Lorong Sayur.
Pertumbuhan jumlah penduduk dan arus urbanisasi yang sulit dikendalikan menjadikan alih fungsi lahan pertanian di kawasan perkotaan menjadi lahan industri, komersil, maupun pemukiman terus meningkat. Semakin berkurangnya lahan pertanian menyebabkan kawasan perkotaan terancam mengalami ketahanan pangan. Kondisi ini mendorong pemerintah dan masyarakat di kawasan perkotaan mencoba untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri serta memperbaiki kondisi lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat dan berkualitas.
Sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam roda perekonomian Indonesia. Perawatan tanaman ketika tahapan budidaya dilakukan dengan semaksimal mungkin dengan harapan memberikan hasil panen yg bernilai jual tinggi. Dalam budaya Jawa, terdapat tradisi Wiwitan, yang masih tetap dilestarikan hingga sekarang. Dahulu, tradisi ini dikenal erat sebagai bentuk persembahan untuk Dewi Sri yang memberi kesuburan sehingga menghasilkan hasil panen yang memuaskan.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini mengalami modifikasi yang dapat disesuaikan dengan keyakinan tanpa mengubah piranti-piranti (uba rampe) yang digunakan sebagai syarat pelaksanaan. Uba rampe tersebut mengandung makna filosofis tersendiri yang terdiri dari berbagai macam makanan olahan tradisional jawa kuno. Makanan tradisional tersebut seperti nasi megono, ikan asin (gereh), tempe bacem, wajik, sambel gepeng, botok yuyu, dan berbagai macam jenang.
Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM untuk menjadi unit yang tetap produktif. Penggunaan lahan seluas 11,8 ha yang diperuntukkan untuk kegiatan pertanian, sebagian digunakan untuk menanam jagung dan kini memberikan hasil panen yang memuaskan. Hingga pertengahan tahun 2020, hasil panenan jagung kualitas 1 tercatat sebanyak 3.331 kilogram.
Keberhasilan panen di tahun ini mampu mengundang antusiasme dari para pimpinan UGM untuk terjun langsung ke lahan panen. Hal itu tersorot melalui kehadiran Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes. Ph.D pada 5 Juni yang lalu. Ditemani oleh Kepala PIAT UGM, Dr. Ir. Taryono, M.Sc, dan beberapa anggota koordinator lapangan, kegiatan kunjungan tersebut berlangsung aman dan lancar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Kebijakan yang diteken oleh pemerintah yang menghimbau masyarakat untuk Work from Home (WfH), Learning from Home (LfH), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) merupakan bentuk upaya antisipasi penyebaran Covid-19. Untuk mendukung hal tersebut, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM mencoba kembali mengembangkan program lama yang meredup di beberapa tahun belakangan dengan memberikan sentuhan beberapa gagasan inovasi.
Program tersebut berkaitan dengan penyediaan sayur organik yang ditanam langsung oleh PIAT. Gerakan untuk men-support keberlangsungan himbauan tersebut diwujudkan melalui PIAT Shop. PIAT Shop merupakan ide yang dicetuskan sejak awal bulan April lalu untuk menyediakan kebutuhan bahan makanan berupa sayuran, sumber protein, dan minuman herbal cepat saji selama masa tanggap darurat Covid-19.
Belanja online pada akhirnya menjadi pilihan terbaik di tengah merebaknya bahaya penularan Covid-19. Dalam kondisi seperti ini, Anda bisa membeli kebutuhan cukup bermodal aplikasi belanja online di handphone.
Inipula yang kemudian digencarkan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM di tengah pandemi Covid-19. Melalui PIAT Shop ditawarkan belanja aneka sayur dan beberapa stok barang yang mengandung protein, seperti susu, ikan, daging ayam dan frozen food.
Dr. Ir. Taryono, M.Sc, Kepala Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, mengatakan belanja online PIAT sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 2018. Melaui Website PIAT UGM saat itu transaksi dilakukan dan pengambilan belanja dapat dilakukan di beberapa ruko milik PIAT.
Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM kembali menerima kunjungan pada Senin (9/3). Kunjungan tersebut berasal dari perwakilan Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia (YGSI) Chapter Subang. Yayasan ini merupakan organisasi nirlaba yang berkantor di Fakultas Filsafat UGM dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan masyarakat. Yayasan ini bergerak dengan mendapatkan bantuan dana dari Saemaul Globalization Foundation, Korea Selatan.
Kunjungan pagi itu dilakukan dengan langsung mendatangi dan mempelajari tentang budidaya maggot dan pengolahan sampah di Rumah Inovasi Daur Ulang (Rindu). Belakangan, maggot yang merupakan larva jenis belatung dari lalat Black Soldier Fly (BSF) menjadi primadona baru. Hal tersebut bermula dari penemuan penelitian yang mengungkap bahwa maggot memiliki sumber protein yang tinggi sehingga pamornya naik daun di kalangan pembudidaya maupun di kalangan masyarakat. Hal ini rupaya juga menjadi salah satu latar belakang YGSI melakukan kunjungan.
Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan “Workshop on Source Separation and Landfill Management”
dengan narasumber Senior Experten Service Germany Mr. HANS-JOACHIM ALFELD.
Adapun kegiatan Workshop akan dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Rabu, 19 Februari 2020
Waktu : 10.00 WIB – selesai
Tempat : Pusat Inovsi Agroteknologi UGM
Tanjungtirto, Kalitirto, Berbah, Sleman Yogyakarta
Biaya Pendaftar
Biaya Pendaftaran sebesar Rp. 100.000,- dibayarkan on the spot
Pusat Inovasi Agroteknologi bekerjasama dengan Fakultas Biologi dan Fakultas Peternakan meyelenggarakan kegiatan Pelatihan dengan tema “Peningkatan Kapasitas Manfaat Biogas dan Slury Limbah Digester Biogas” untuk Kelompok Pertanian-Peternakan Sri Lumintu, Kab. Boyolali, Jawa Tengah sehubungan dengan pelaksanaan Hibah Penerapan Teknologi Tepat Guna Mandat pada tahun 2019